Ini Sebab Poop si Kecil Keras saat Masa MPASI

Ciri bayi yang mengalami konstipasi adalah frekuensi buang air besar (BAB) sedikit, dan tinja yang dikeluarkan bertekstur keras. Konstipasi pada bayi di masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sebenarnya wajar terjadi.

Setelah makanan padat menjadi bagian dari pola makan bayi, kebiasaan buang air besar (BAB) dan BAB mereka akan berubah. Makanan yang lebih padat akan menghasilkan tinja yang lebih terbentuk. Seiring dengan matangnya usus anak, mereka juga akan menjadi lebih baik dalam memadatkan makanan tersebut dan menahannya lebih lama. Tubuh mereka sekarang akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses apa yang mereka makan, jadi Ibu mungkin akan melihat kotoran yang lebih sedikit saat membersihkan popok si kecil.

Meskipun perubahan dalam proses BAB saat memperkenalkan makanan padat merupakan hal yang wajar, namun ada beberapa makanan dapat memicu terjadinya susah BAB, seperti saus apel, pisang, dan sereal. Terlalu banyak mengonsumsi makanan ini, terutama sereal, dapat menyebabkan sembelit pada bayi. Produk susu yang biasanya disajikan makanan pertama bayi oleh para ibu nga nyatanya dapat menyulitkan sistem pencernaan si kecil. Selain itu, makanan rendah serat seperti nasi putih, roti putih, pasta, sering kali membuat bayi sulit BAB.

Apa yang Kita Ketahui tentang Asupan Serat Makanan pada Anak-anak dan Kesehatan? Dampak Konsumsi Serat terhadap Konstipasi, Obesitas, dan Diabetes pada Anak. Kemajuan dalam Gizi. 2012.

Jadi, singkatnya, karena sedang terjadi proses peralihan pemberian makan yang awalnya hanya diberi ASI atau pengganti ASI bertekstur cair  kemudian ditambah dengan makanan yang bertekstur padat. Pencernaan bayi juga jadi lebih lama memproses apa yang masuk ke dalam tubuh sehingga hal ini terkadang dapat memicu sembelit.

Sembelit juga bisa terjadi ketika bayi kurang cairan, kurang serat makanan, dan mengalami kondisi medis tertentu.

Untuk membantu si kecil supaya poop lebih lancar, berikut caranya:

  • Menambah asupan cairan 15 – 20 ml 3 -4 kali sehari.
  • Beri bayi pangan dengan serat tinggi (buncis, aprikot, plum, persik, pir, plum, biji-bijian, kacang-kacangan).
  • Kurangi pemberian susu dan produk olahannya seperti keju
  • Beri pijatan lembut pada perut bayi
  •  Memandikan bayi dengan air hangat untuk mengendurkan otot perut

Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia & National Institutes of Health – MedlinePlus 

Foto oleh Shohei Ohara: https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-close-up-seorang-gadis-yang-makan-roti-2800533/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *