Pre-eklampsia diderita 3-5% ibu hamil dari seluruh dunia dan dikatikan dengan masalah janin dan kehamilan seperti kematian ibu dan janin.
Ibu yang memiliki Riwayat hipertensi kronis, diabetes melitus sebelum kehamilan dan riwayat keluarga yang menderita preeklampsia berisiko untuk terkena pre-eklampsia. Selain janin dilahirkan lebih awal (secara dini/prematur) tidak ada obat untuk menyembuhkan pre-eklampsia.
Bagiamana pre-eklampsia dapat terjadi? Ternyata beberapa literatur mengungkap ada hubunngan kejadian pre-eklampsia dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu hamil.
Beberapa zat gizi dan jenis makanan yang sebelumnya diyakini terlibat dalam risiko terjadinya pre-eklampsia kini telah terbukti tidak berpengaruh, di antaranya yakni vitamin D dan E, magnesium, garam, asam lemak omega-3 dan zink.
Diketahui pula, indeks massa tubuh berkorelasi proporsional dengan risiko pre-eklampsia. Oleh karena itu disarankan agar saat hamil, wanita memiliki indeks massa tubuh yang ideal agar kehamilan sehat serta menghindari kekurangan atau kelebihan berat badan.
Peningkatan konsumsi buah dan sayur (> 400 g/hari) dan membatasi pangan tinggi gula, garam lemak diketahui dapat mengurangi faktor risiko kejadian pre-eklampsia. Konsumsi pangan berserat tinggi (25-30 gr/hari) dapat mengurangi dislipidemia dan mengurangi tekanan darah serta peradangan. Zat gizi lainnya yang dapat mengurangi risiko kejadian pre-eklampsia adalah meningkatkan asupan kalsium, suplemen vitamin dan mineral harian serta kecukupan vitamin D.
Bagi Anda dengan asupan selenium rendah, maka konsumsi makanan laut seperti ikan dan seafood dapat membantu. Susu dan produk olahannya yang mengandung probiotik juga diketahui dapat menurunkan risiko kejadian pre-eklampsia pada ibu hamil.
Sumber:
BMJ Nutrition, Prevention and Health. 2022. Dietary Factor that effect the risk of pre-eclampsia. Published online 2022 Jun 6.
Foto oleh cottonbro studio: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-dengan-gaun-lengan-panjang-putih-berbaring-di-tempat-tidur-5853824/
