Menyambut Ramadan, Tips Persiapan Ibu Menyusui untuk Berpuasa

Ada faktor penting yang harus ibu menyusui (busui) pertimbangkan untuk memutuskan berpuasa saat Bulan Ramadan yakni usia bayi. Jika usia bayi kurang dari 6 bulan, maka sebaiknya ibu tidak berpuasa karena kebutuhan bayi sepenuhnya dipenuhi dari ASI. Jika ibu berkeinginan kuat untuk berpuasa maka sebaiknya konsultasi kepada dokter anak dan konselor laktasi, supaya kebutuhan bayi bisa terpenuhi.  Namun jika bayi sudah berusia lebih dari 1 tahun dan tentunya sudah mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) maka busui bisa memutuskan untuk menjalankan puasa ramadan.

Untuk ibu menyusui yang berniat untuk berpuasa di bulan Ramadan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.

1. Berkonsultasi ke dokter jika perlu

Untuk mengetahui kondisi ibu dan bayi saat ibu berniat untuk berpuasa Ramadan maka ibu bisa berkonsultasi ke ahlinya.

2. Siapkan tubuh dengan konsumsi pangan bergizi

Sebenarnya, bayi tidak dirugikan ketika busui berpuasa, karena ibu akan tetap memproduksi air susu seperti biasa. Meskipun tidak makan dari fajar hingga senja dapat mengurangi asupan kalori, namun jumlah air susu yang dihasilkan tidak terlalu berbeda. Tubuh akan membakar cadangan kalori juga simpanan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu. Hal ini membuat busui tetap bertenaga hingga waktu makan berbuka. Oleh karena itu, sebaiknya siapkan tubuh ibu dengan konsumsi pangan bergizi. Perbanyak konsumsi protein, sayur, dan buah. Berpuasa kadang bisa membuat perubahan kecil pada kandungan ASI. Tingkat beberapa vitamin dan zat gizi mikro dalam ASI ibu menyusui bisa berubah. Berdasarkan hasil sebuah studi diketahui bahwa kadar seng, magnesium serta kalium menurun saat busui berpuasa selama bulan Ramadan. Namun hal itu bergantung pada simpanan gizi dan energi tubuh busui. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempersiapkan diri dengan konsumsi pangan bergizi jika busui memutuskan untuk berpuasa.

Kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh sebenarnya berbeda-beda bagi setiap orang. Umumnya, seorang wanita memerlukan 2000 kalori setiap harinya, sedangkan Ibu menyusui memerlukan tambahan sekitar 500 kalori dalam sehari.

3. Penuhi kebutuhan cairan tubuh

Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik. Lakukan dengan cara minum air putih dalam jumlah banyak yakni 2-3 liter sehari selama beberapa hari menjelang puasa. Sebagai langakh antisipasi, ibu juga harus mengenali tanda-tanda dehidrasi pada bayi.

4. Menyetok ASI perah (ASIP)

Meskipun berpuasa tidak memengaruhi suplai ASI yang busui produksi, namun lebih baik kita bersiap untuk hal yang mungkin saja terjadi. Seperti misalnya saat ibu tiba-tiba mengalami dehidrasi sehingga menyebabkan produksi ASI menurun. Jika hal ini terjadi maka stok ASIP bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan bayi.

5. Tidak stress

Menjaga mood tetap baik bisa jadi salah satu cara untuk mendukung produksi ASI lho Bu!

6. Rutin menyusui

Menyusui dan memerah seperti biasa, karena produksi ASI sangat bergantung pada seberapa sering payudara dikosongkan. Penting untuk tetap memerah sesuai jadwal yang biasa dan selalu susui sesuai kehendak bayi selama ibu bersama bayi. 

Foto oleh Jonathan Borba: https://www.pexels.com/id-id/foto/menyusui-bayi-baru-lahir-3279208/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *