Memasuki masa pubertas, anak akan mengalami tahapan perkembangan yang baru. Jika dulu Ibu hanya memantau berat dan tinggi badan anak, saat pubertas akan ada beberapa hal baru yang berkembang. Salah satu aspek penting yang akan berkembang adalah sistem reproduksi.
Perkembangan sistem reproduksi antara anak laki-laki dan perempuan tentu sangat berbeda. Berikut tahap perkembangan sistem reproduksi pada anak laki-laki:
Perubahan hormon
Sebelum organ-organ reproduksi anak berkembang, hormon dalam tubuhnya akan muncul terlebih dahulu. Dimulai dari hormon LH (lutenizing hormon) dan FSH (follicle stimulating hormon). Hormon LH adalah hormon yang merangsang sel dalam testis untuk mengeluarkan testosteron, yang nantinya akan merangsang pertumbuhan seks sekunder. Sementara itu hormon FSH berfungsi untuk menstimulasi membesarnya testis.
Membesarnya ukuran testis dan skrotum
Saat pubertas, ukuran testis dan skrotum akan bertambah besar hingga 2 kali lipat dari ukuran sebelumnya. Selain ukuran, warna dari skrotum juga berubah menjadi lebih gelap dan kulitnya menipis. Skrotum akan mulai menggantung dan muncul bintik-bintik yang merupakan folikel rambut. Pada kebanyakan anak laki-laki, satu testikel (biasanya testikel kiri) menggantung lebih rendah. Pembesaran testis ini biasanya dimulai pada usia 9 tahun.
Rambut kemaluan
Rambut kemaluan mulai tumbuh karena dipicu oleh hormon testosteron yang muncul saat pubertas. Area sekitar penis adalah tempat pertama rambut kemaluan tumbuh. Dalam jangka waktu sekitar 2 tahun setelah rambut kemaluan tumbuh, rambut atau bulu lain akan mulai tumbuh, seperti kumis, jenggot, bulu di bagian kaki, lengan, dan lainnya.
Perkembangan penis
Tahapan selanjutnya adalah perkembangan penis yang dimulai pada usia 13 tahun atau selambat-lambatnya 18 tahun. Awalnya penis akan bertambah panjang, kemudian bertambah lebar. Ukuran penis dewasa biasanya dicapai saat usia 16-17 tahun.
Remaja cenderung memikirkan ukuran penisnya, bahkan kadang membandingkan dengan teman-temannya. Yang tidak mereka sadari adalah fungsi seksual tidak berhubungan dengan ukuran penis. Untuk membantu mengurangi kekhawatiran anak, orang tua dapat memberi pengertian tentang fakta ini.
Kesuburan
Anak laki-laki sudah dapat bereproduksi pada ejakulasi pertama, yang biasanya muncul sekitar 1 tahun setelah testis mulai membesar. Testis sudah dapat memproduksi sperma dan testosteron. Sementara itu, bagian prostat, 2 vesikula seminalis, dan sepasang kelenjar Cowper akan mengeluarkan cairan yang bercampur dengan sperma, membentuk air mani. Pada tiap ejakukasi, penis akan mengeluarkan 1 sendok teh air mani yang mengandung 200 juta hingga 500 juta sperma.
Mimpi basah dan ereksi yang tak disengaja
Kebanyakan anak laki-laki sudah menggosok atau memegang penis dan merasakan kenikmatan jauh sebelum masa pubertas. Anak mungkin secara tidak sadar masturbasi dan mengalami ejakulasi pertamanya. Terkadang peristiwa seksual ini terjadi saat anak tidur. Ia akan bangun dengan piyama dan sprei basah, mengira bahwa ia mengompol. Peristiwa inilah yang sering disebut mimpi basah dan biasanya terjadi pada usia 13-17 tahun.
Selain mimpi basah, ereksi juga tidak dapat ditebak kemunculannya saat masa pubertas. Terkadang anak bisa ereksi tanpa alasan yang jelas dan pada situasi yang tidak tepat. Seiring berjalannya waktu, hal ini akan berkurang.
Sumber:
https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/gradeschool/puberty/Pages/Physical-Development-Boys-What-to-Expect.aspx
Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/2-anak-laki-laki-duduk-di-lantai-coklat-saat-menggunakan-smartphone-di-dekat-wanita-yang-duduk-di-bangku-menggunakan-smartphone-saat-siang-hari-159395/