Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif selama enam bulan pertama pasca melahirkan dan dilanjutkan hingga anak berusia 24 bulan.
Dr. dr. Verawati Sudarma, M.Gizi, Sp.GK Staf Pengajar Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dalam Acara Seminar FoodReview Indonesia yang berjudul Advancing Gut Health: From Early Life Nutrition to Food Industry Innovations di Bogor (7/8/2024), ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, enzim pencernaan dan hormon. Selain nutrisi ini, ASI juga mengandung sel kekebalan, termasuk makrofag, sel induk, dan banyak molekul bioaktif lainnya. Beberapa dari molekul bioaktif ini berasal dari protein dan lipid, sementara yang lain berasal dari karbohidrat dan tidak dapat dicerna, seperti oligosakarida.
Oligosakarida adalah komponen terbanyak ketiga dalam ASI setelah laktosa dan lemak. Oligosakarida ini tidak dicerna dalam sistem pencernaan karena tidak ada enzim yang memecahnya, namun keberadaan oliogakarida dapat menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri Bifidobacteria yang ada di saluran cerna (sebagai faktor bifidus). Jadi bisa dikatakan, oligosakarida ini sebagai ‘makanan’ bagi bakteri baik yang ada di saluran cerna supaya bisa tumbuh dan beraktivitas. Bakteri Bifidobacteria adalah bakteri baik yang membantu mengoptimalkan kesehatan saluran cerna.
Tahukah Bu jika saluran cerna berperan sebagai benteng pertahanan terdepan untuk menghadapi serangan mikroorganisme patogen? Saluran cerna juga mengatur sistem pertahanan tubuh agar lebih toleran terhadap zat alergen. Nah supaya peran tersebut optimal, saluran cerna harus ‘diisi’ oleh mikroorganisme dan makanan yang baik. Terutama pada bayi, dengan sistem pencernaan yang belum sempurna, sangat rentan oleh serangan mikroorganisme yang bisa membuat bayi sakit (terinfeksi).
Oligosakarida yang terkandung di dalam ASI tidak dicerna di dalam usus halus, sehingga akan langsung masuk ke dalam usus besar dan difermentasi secara cepat dan selektif oleh bakteri baik yang berada di dalam usus besar. Mengutip situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, lingkungan asam yang tercipta di dalam usus besar akibat asupan ASI merupakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan dan aktivitas bakteri baik (Bifidobacteria dan Lactobacillus), akan tetapi tidak ideal untuk bakteri patogen. Proteksi ASI terhadap infeksi saluran cerna dihubungkan dengan keberadaan mikroflora saluran cerna. Keberadaan bakteri baik di dalam saluran cerna terbukti oleh banyak kajian bermanfaat meredakan diare, baik yang disebabkan oleh infeksi (bakteri dan virus) maupun untuk pencegahan diare akibat penggunaan antibiotik. Hal tersebut dapat menjawab mengapa bayi yang mendapat ASI ekslusif mempunyai daya tahan tubuh alami yang lebih besar terhadap berbagai infeksi bakteri patogen.