Madu Itu Berkhasiat dan Kaya manfaat, Ko Malah Bahaya Buat Bayi?
Madu telah lama digunakan secara tradisional untuk menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai keluhan medis dan penyakit. Selain enak rasanya, cairan manis yang diproduksi oleh lebah ini juga kaya akan antioksidan, seperti flavanoid dan polifenol. Madu antara lain digunakan sebagai obat herbal tradisional untuk meredakan gejala batuk dan sulit tidur pada anak dengan infeksi saluran napas atas.
Namun tidak semua orangtua mengetahui risiko pemberian madu pada bayi dibawah usia 12 bulan. Sebaiknya madu tidak diberikan pada bayi dengan usia di bawah 1 tahun, baik itu untuk jenis madu mentah, madu tidak dipasteurisasi atau madu yang sudah dipasteurisasi,
Seperti dituliskan di laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), memberikan madu pada bayi di bawah 12 bulan dapat meningkatkan risiko infant botulism atau penyakit botulisme pada bayi.Ini merupakan penyakit serius yang menyerang sistem saraf bayi.
Saat masuk ke dalam usus, bakteri ini dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi bayi dan menyerang sistem sarafnya, dari saraf otak, tulang belakang, atau saraf lainnya yang bisa menyebabkan kelumpuhan otot. Umumnya gejala botulisme terjadi dalam waktu sekitar 12-36 jam setelah bayi mengonsumsi madu.
Untuk meminimalkan risiko infant botulism, tidak disarankan memberikan madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Sebagai alternatif pemanis alamiah bagi bayi yang sudah mendapat makanan pendamping ASI (usia 6 bulan ke atas) dapat diberikan sari buah.
Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/sendok-kayu-coklat-dengan-madu-302163/