Bayi belum bisa berbicara, sehingga tangisan adalah cara utama mereka berkomunikasi. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP, 2022), bayi sehat rata-rata menangis sekitar 2–3 jam per hari pada bulan-bulan awal kehidupannya. Tangisan ini bukan sekadar ekspresi emosional, tetapi juga sinyal kebutuhan yang harus dipahami oleh orang tua.
Jenis-Jenis Tangisan Bayi dan Maknanya
- Tangisan lapar
- Biasanya terdengar ritmis, pendek, dan meningkat volumenya.
- Sering disertai gerakan mulut seperti mengisap atau memasukkan tangan ke mulut.
- Tangisan karena ketidaknyamanan
- Suara cenderung merengek dan berulang.
- Bisa disebabkan oleh popok basah, suhu terlalu panas/dingin, atau posisi tubuh tidak nyaman.
- Tangisan karena kelelahan
- Suara pelan lalu meningkat, disertai rewel.
- Bayi sering mengucek mata, menguap, atau menolehkan kepala.
- Tangisan karena butuh kedekatan
- Tangisan singkat yang berhenti ketika bayi digendong.
- Menunjukkan kebutuhan akan sentuhan, rasa aman, dan perhatian.
- Tangisan sakit
- Biasanya keras, mendadak, bernada tinggi (high-pitched).
- Bisa terjadi terus-menerus dan sulit ditenangkan.
- Perlu diperhatikan, karena bisa menandakan kondisi medis (misalnya infeksi atau kolik).
Apa Itu Kolik? Kolik adalah kondisi bayi menangis terus-menerus lebih dari 3 jam sehari, lebih dari 3 hari dalam seminggu, tanpa penyebab jelas. Menurut National Institute for Health and Care Excellence (NICE, 2020), kolik biasanya muncul pada usia 2 minggu–4 bulan. Meski umumnya tidak berbahaya, kolik bisa membuat orang tua sangat stres.
Cara Menenangkan Bayi yang Menangis
- Peluk atau gendong bayi: kontak kulit (skin-to-skin contact) terbukti menenangkan bayi.
- Cek kebutuhan dasar: apakah lapar, popok basah, atau kepanasan.
- Gunakan suara lembut atau white noise: suara kipas angin, musik lembut, atau suara detak jantung bisa menenangkan.
- Ayunan lembut atau tepukan ritmis: meniru gerakan dalam kandungan.
- Jika tangisan tidak berhenti dan bayi tampak kesakitan, segera periksakan ke dokter.
Tangisan adalah bahasa pertama bayi yang menyampaikan kebutuhan dasar maupun emosional. Dengan mengenali pola tangisan, ibu dapat lebih cepat memahami apa yang diinginkan bayi, sehingga ikatan ibu-anak semakin kuat. Namun, bila tangisan terdengar tidak biasa, terlalu sering, atau disertai gejala sakit, segera konsultasi dengan tenaga medis.
Daftar Pustaka
- American Academy of Pediatrics (AAP). (2022). Crying and Your Baby: How to Calm a Fussy or Colicky Baby.
- St. James-Roberts, I. (2012). Crying, fussing and colic behavior in the first three months of infancy: Methodological issues and a developmental interpretation. Developmental Medicine & Child Neurology, 54(9), 783–788.
- Barr, R. G. (2020). Crying in infants: Normal development and diagnostic considerations. UpToDate.
- National Institute for Health and Care Excellence (NICE). (2020). Colic – infantile: Recognition, diagnosis and management.
- Murray, L., & Andrews, L. (2018). The Social Baby: Understanding Babies’ Communication from Birth.
Photo by kelvin agustinus: https://www.pexels.com/photo/baby-lying-on-white-fur-with-brown-blanket-1973270/