Anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 disebut sebagai Generasi Alfa — generasi pertama yang benar-benar lahir di era digital. Mereka tumbuh dengan gawai di tangan, video pembelajaran di YouTube, dan kecerdasan buatan (AI) di sekitar mereka. Tapi meskipun mereka “lahir digital”, anak-anak ini tetap membutuhkan sentuhan kasih sayang dan nilai-nilai kehidupan dari dunia nyata.
Berikut 7 tips penting untuk membantu orang tua membesarkan anak Generasi Alfa agar tumbuh cerdas, tangguh, dan berhati hangat:
Jadilah Teladan Digital
Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Kalau kita ingin anak bijak menggunakan teknologi, kita pun harus menunjukkan hal yang sama.
Batasi waktu layar keluarga, gunakan gawai untuk hal positif (belajar, eksplorasi, kreativitas), dan ajak anak berdiskusi tentang apa yang mereka tonton atau mainkan.
Prinsipnya: “co-watch” bukan “no-watch” — dampingi, bukan hanya melarang.
Bangun Kecerdasan Emosional
Di era serba cepat, anak perlu lebih dari sekadar kecerdasan akademik. Mereka perlu bisa mengelola emosi, memahami perasaan orang lain, dan berempati. Ajak anak bicara tentang perasaannya, beri nama untuk setiap emosi (“kamu lagi kecewa, ya?”), dan bantu mereka menenangkan diri tanpa menghakimi.
EQ (Emotional Quotient) kini sama pentingnya dengan IQ.
Dorong Rasa Ingin Tahu dan Kreativitas
Generasi Alfa punya akses ke lautan informasi, tapi mereka perlu tahu bagaimana cara berpikir kritis dan menggunakan imajinasi. Biarkan mereka bereksperimen, bermain bebas, membuat sesuatu dari bahan sederhana, atau bertanya “kenapa?” sebanyak mungkin. Alih-alih memberi semua jawaban, ajak mereka mencari tahu bersama.
Anak kreatif bukan yang paling tahu, tapi yang paling berani mencoba.
Ajak Anak Aktif di Dunia Nyata
Meski teknologi penting, dunia nyata tetap tak tergantikan. Luangkan waktu untuk bermain di luar rumah, berinteraksi dengan teman, dan merasakan alam. Aktivitas fisik membantu perkembangan motorik, fokus, dan emosi anak.
Setiap interaksi yang hangat adalah momen kehidupan yang tak bisa digantikan oleh layar.

Tanamkan Nilai dan Etika Digital
Ajari anak sejak dini tentang etika berinternet: tidak membagikan data pribadi, tidak membully, dan selalu berpikir sebelum mengunggah sesuatu. Ingatkan bahwa “jejak digital itu nyata dan bisa bertahan lama.”
Bangun kesadaran bahwa saat masuk ke dunia digital diperlukan sopan santun dan empati.
Didik anak jadi netizen bijak, bukan hanya pengguna cepat.
Bangun Komunikasi Terbuka
Generasi Alfa cenderung kritis dan ingin didengar. Buka ruang dialog dua arah — biarkan anak mengungkapkan pendapatnya tanpa takut disalahkan. Dengan begitu, mereka akan belajar berpikir mandiri tapi tetap menghormati orang lain.
Anak yang didengar akan tumbuh menjadi remaja yang berani bicara dan percaya diri.
Fokus pada Karakter, Bukan Sekadar Prestasi
Anak zaman sekarang akan menghadapi dunia kerja dan teknologi yang belum ada hari ini.
Alih-alih hanya mengejar nilai atau ranking, bantu mereka membangun karakter kuat: jujur, ulet, peduli, dan bertanggung jawab.
Karakter baik tak akan ketinggalan zaman.
Membesarkan Generasi Alfa berarti mempersiapkan mereka menghadapi masa depan yang serba cepat — tanpa kehilangan arah kemanusiaannya. Teknologi boleh canggih, tapi anak tetap butuh cinta, waktu, dan teladan nyata dari orang tua. Karena di balik setiap anak hebat, selalu ada orang tua yang hadir — bukan hanya online, tapi juga hangat di dunia nyata.
Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/photo/child-listening-to-music-on-bed-10566213/
Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/a-woman-and-a-kid-looking-at-the-screen-of-a-laptop-6986445/