Anak kena diabetes, emang bisa? Sangat mungkin!
Tahukah bu jika penderita diabetes anak meningkat 70 kali dalam kurun waktu 10 tahun?
Ada 2 jenis tipe diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Dikutip dari situs berita Antara, Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia Prof DR Dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K) mengatakan bahwa diabetes tipe 1 merupakan tipe diabetes yang paling banyak dialami oleh anak-anak di Indonesia.
Salah satu faktor yang berisiko mempengaruhi diabetes tipe 1 pada rentang usia anak sejak lahir hingga dewasa muda adalah Endocrine Disruptor Chemical atau bahan kimia pengganggu endoktrin. Sistem endoktrin bisa terganggu karena kimia, polusi, hingga pemanasan global.
Secara umum ada tiga gejala diabetes melitus pada anak yang disebut dengan 3P, yaitu poliuri atau sering pipis di malam hari, polidipsi atau sering merasa haus, dan poliphagi atau mudah lapar. Gejala diabetes tipe 1 yang paling mudah terlihat adalah anak mampu mengonsumsi banyak makanan, banyak minum, sering buang air kecil, namun berat badannya tidak mengalami peningkatan justru terus menurun. Selain itu, anak dengan diabetes tipe 1 lebih mudah lelah dan tampak tidak bersemangat.
Diabetes tipe 1 terjadi karena ada masalah di pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin untuk tubuh dalam keadaan yang cukup. Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi karena pankreas bisa memproduksi insulin namun insulin tersebut tidak bisa mengontrol gula darah dalam tubuh. Pasien diabetes tipe 1 yang sudah berat harus mendapatkan suntikan insulin untuk membantu kadar gula darah dalam tubuh tetap stabil terkontrol.
Diabetes ini tidak bisa dicegah namun bila ditangani dengan baik, maka anak dapat tumbuh serta menjalani hidupnya seperti anak sehat pada umumnya. salah satu caranya adalah suntik insulin yang diwajibkan untuk mencegah komplikasi. Anak yang sudah mendapatkan terapi insulin, gula darahnya tetap harus diperiksa secara berkala dalam satu hari untuk mengetahui kecukupan dosis insulin dan pengaturan makannya.