Tips Mengoptimalkan TInggi Anak Sejak Dalam Kandungan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk memaksimalkan tinggi badan anak, bahkan sejak dalam kandungan, berikut di antaranya:

1. Pertumbuhan dalam kandungan/prenatal growth

zat gizi dan kondisi lingkungan ibu hamil akan sangat memengaruhi proses perkembangan janin, termasuk panjang bayi ketika ia lahir nanti. Peran lingkungan luar ini terhadap panjang bayi cukup besar atau sekitar 60%. Sisa 40% adalah faktor genetis. Berikut beberapa hal yang dapat ibu hamil lakukan,

  • Tidak merokok, minum alkohol, atau menggunakan narkotika. Zat-zat berbahaya ini membuat ibu berisiko melahirkan bayi yang kecil dan/atau mengalami gangguan pertumbuhan.
  • Asupan gizi yang cukup. Ibu hamil yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi berisiko melahirkan bayi yang perkembangannya terhambat.
  • Program hamil di usia produktif. Ibu hamil di atas 38 tahun atau di bawah 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi yang kecil. Selain itu, risiko bayi mengalami kelainan bertambah tinggi jika usia ibu hamil di atas 35 tahun.

Pada beberapa kasus, bayi yang lahir dengan panjang badan yang kurang bisa tumbuh pesat dan tetap mencapai potensi tinggi maksimalnya. Namun, hal tersebut bisa saja tidak sempurna sehingga tinggi badan anak tidak maksimal.

2. Pertumbuhan setelah lahir/postnatal growth

Setelah anak lahir, faktor eksternal akan memengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak, seperti gizi, aktivitas fisik, status sosial ekonomi, penyakit/kondisi medis, urbanisasi, dan iklim. Beberapa faktor memang di luar kendali orang tua, seperti kondisi medis, urbanisasi, dan iklim. Tapi faktor-faktor lainnya masih dapat Moms bantu agak anak mencapai potensi tinggi maksimal.

  • Pastikan zat gizi anak tercukupi
  • Kekurangan gizi atau malnutrisi pada anak akan berdampak buruk baik pada tinggi atau berat badannya. Hormon pertumbuhan akan berkurang karena kurangnya kalori. Kondisi ini dapat disembuhkan dan ketika gizi anak sudah tepat, tinggi dan berat badan anak akan mencapai angka maksimal sebelum anak masuk masa pubertas.
  • Agar anak mendapatkan asupan gizi yang maksimal, selalu ikuti panduan Piring Makanku dari Kementerian Kesehatan, dimana 1 piring diisi ½ porsi sayuran, ¼ karbohidrat, dan ¼ protein.
  • Memantau aktivitas fisik anak
  • Banyak yang mengira jika anak rutin berlatih olahraga tertentu seperti, renang atau basket, maka tinggi badannya akan bertambah. Kenyataanya, banyak laporan penelitian yang kontradiksi mengenai efek dari aktivitas fisik terhadap tinggi badan. Olahraga dipercaya akan berpengaruh pada pertumbuhan anak jika dilakukan secara intensif.
  • Menaikkan status sosial ekonomi
  • Mungkin menaikkan status sosial ekonomi ini akan lebih sulit bagi orang tua, dibanding dengan tips-tips sebelumnya. Tapi tetap bisa diusahakan kan, Moms? Penelitian menunjukkan bahwa status sosial dan ekonomi seseorang berpengaruh pada pertumbuhan, termasuk tinggi badan anak. Hal ini karena semakin baik status ekonomi seseorang, maka kualitas gizi dan pendidikan makin baik. Sebuah penelitian di Inggris menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tinggi badan hingga 3,3 cm pada anak laki-laki usia 7 tahun yang berasal dari keluarga yang mapan.

Pada akhirnya tinggi badan anak dipengaruhi oleh 3 hal yaitu faktor genetik, pertumbuhan dalam kandungan (prenatal growth), dan pertumbuhan setelah lahir (postnatal growth). Tinggi badan akhir anak ditentukan saat pubertas, dengan kombinasi antara usia dan tingkat pertumbuhan. Namun, anak dapat diberikan stimulasi agar laju pertumbuhannya meningkat dan tinggi anak dapat dioptimalkan.

Source:

Foto oleh Alexander Dummer: https://www.pexels.com/id-id/foto/gadis-bermain-dengan-gelembung-1919030/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *