Susu merupakan salah satu pangan sumber protein yang mudah dijumpai. Susu bisa menjadi pilihan pangan untuk mendukung untuk tumbuh kembang anak dan menjauhinya dari risiko stunting. Namun konsumsi susu juga tidak boleh berlebihan. Sebaiknya susu tidak menggeser porsi makan makanan utama anak.
Minum susu terlalu banyak dapat membuat anak tidak mau makan ketika jadwal makan utama tiba karena susu membuat kenyang. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) asupan susu untuk anak usia 1-2 tahun berkisar antara 480-700ml/hari.
Namun sayang, menurut situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi, karena penyerapan kalsium berkompetisi dengan penyerapan zat besi.
Zat besi sangat penting untuk mengangkut oksigen ke sluruh tubuh dan untuk mendukung metabolisme jaringan dan sel yang sehat. Zat besi juga sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang kekurangan zat besi berisiko menderita anemia dan membuat anak terlihat lemah, gampang capek, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi saat belajar.
Jadi, harus bagaimana? Bukan berarti anak jadi tidak boleh minum susu, namun ibu perlu mengatur waktu tepat anak untuk minum susu. Sebaiknya hindari mengonsumsi susu pada saat atau setelah makan makanan utama. Susu bisa diminum di luar waktu makan utama atau pada saat jadwal makan camilan tiba.
Untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi, maka ibu bisa memberikan makanan yang mengandung tinggi vitamin C. vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari serealia dan sayuran sebanyak 2 kali lipat, sehingga lebih banyak zat besi yang dapat diserap oleh saluran cerna.
Foto oleh Charlotte May: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-menuangkan-susu-di-gelas-minum-bening-5947086/