Deklarasi IGC untuk Bantu Turunkan Angka Stunting

 

Bersamaan dengan momen hari pangan sedunia, Indonesia Gastronomy Community (IGC) menyelenggarakan deklarasi yang menyatakan bahwa IGC yang mendukung usaha pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Acara yang berjudul ‘Deklarasi Pentingnya Nutrisi dan Hidrasi dalam Makanan Tradisional Guna Eradikasi Stunting’ berlangsung di Jakarta (17/10/2022).

Ketua Umum IGC, Ria Musiawan mengungkap, bersama Danone Indonesia, IGC mengundang 8 panelis ahli di multi-bidang yaitu bidang pangan, budaya, sosio-antropologi, dan kesehatan mengadakan konsensus melalui pendekatan gastronomi untuk menghasilkan suatu sikap dan kebijakan bersama dalam penanganan stunting.

Hasil konsensus yang diselenggarakan selama satu hari ini menghasilkan beberapa strategi, yakni

  • Pemenuhan makanan bergizi seimbang dari bahan pangan lokal. Menu kudapan yang berprotein tinggi, seperti: bubur kacang hijau dan telur rebus.
  • Menu makan siang sehat yang terbuat dari bahan pangan lokal untuk bayi, seperti: bubur campur sayuran ditambah dengan telur rebus.
  • Menu sehat untuk balita yang terdiri dari nasi, ikan tongkol bumbu kuning, tumis sayuran dan buah pepaya.
  • Menu makan siang bagi ibu hamil terdiri dari nasi ikan tongkol bumbu kuning, rempeyek teri, tempe goreng, tumis sayuran dan pisang ambon.
  • Asupan protein sangat penting bagi anak sejak masa kandungan hingga anak berusia dua tahun yang berada dalam masa emas pertumbuhan. Sumber protein bisa didapat dari ikan, telur, daging, keju, susu, dan kacang-kacangan
  • Kunci pertumbuhan dan kecerdasan anak berada di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari masa kandungan hingga anak berusia dua tahun. Hal ini dikarenakan sel otak itu 80% baik tidaknya berkembang saat masih dalam kandungan hingga usia dua tahun, sehingga semua pihak perlu memberikan perhatian khusus.

Pangan lokal Indonesia begitu beragam dan menyehatkan, hanya saja kurang menarik secara visual. Karena itu diperlukan Langkah yang lebih inovatif untuk dapat mengolah makanan tradisional menjadi hidangan yang lebih diminati.

Untuk memberikan masukan kepada para pemangku kebijakan, berikut deklarasi IGC untuk membantu penurunan angka stunting:

Tantangan Eksistensial Bangsa

BAHWA Satu dari empat anak balita Indonesia menderita stunting yang ditandai tubuh kerdil, rawan kematian dini, dan rusak otak (cognitive impairment atau IQ rendah). Pada tahun 2021 ada 24,4% balita terlahir dengan kondisi menyedihkan ini. Apabila tidak ada upaya pencegahan yang sistematis, terstruktur, dan masif — akan hilang satu generasi tunas bangsa yang sejatinya modal bagi Indonesia dalam meraih bonus demografi.

Problema Multidimensional

BAHWA Masalah stunting bukan hanya persoalan nutrisi, kesehatan balita, atau akses ke makanan/hidrasi yang sehat saja tetapi juga menyangkut pendidikan, informasi, penghasilan keluarga, domisili, karakteristik komunitas, norma setempat, dan dimensi kebudayaan secara umum. Cara pandang dan upaya menanggulangi masalah stunting ini tak bisa hanya business as usual tetapi harus ada sense of crisis dan mindset yang perlu perubahan radikal.

Dari Sadar Menuju Gerakan

BAHWA Perubahan hanya akan terjadi apabila muncul kesadaran bahwasanya perbaikan signifikan tidak bisa dilakukan sendirian tapi harus bersama-sama. Lintas instansi dan multisektoral pada lingkup pemerintahan serta dari komunitas terkecil di pedesaan hingga pucuk pimpinan tertinggi di level negara. Muaranya haruslah pada gerakan masyarakat peduli pencegahan stunting seantero Nusantara.

Strategi Gastronomi Cegah Stunting

BAHWA Pemantapan asupan nutrisi berbasis pangan lokal memperbaiki status gizi dan kesehatan keluarga sehingga terhindar dari stunting. Pangan, hidrasi, dan kuliner tradisional berbasis kearifan lokal bisa menjadi faktor kunci sukses — the game changer — dalam upaya bangsa menanggulangi dan mencegah stunting dari Bumi Indonesia

Ada banyak hal yang musti dilakukan untuk menurunkan angka stunting yang ditargetkan, yakni 14%. IGC berharap hasil konsesus yang telah dicapai dapat memberikan sumbangan masukan bagi pemangku kebijakan untuk menurunkan angka stunting tersebut. Fitria

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *