Stunting menjadi masalah gizi yang dihadapi oleh Indonesia. Stunting menandakan kondisi kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan di bawah standar usia. Hal ini berpotensi menimbulkan gangguan metabolik saat anak dewasa. Banyak Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan banyak pihak untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 21,6% pada tahun 2023. Namun hal ini masih jauh dari target penurunan stunting yakni 14% pada 2024.
Salah satu cara yang digunakan untuk membantu mengatasi stunting adalah edukasi. Hal inilah yang dilakukan oleh Royco dengan Program Nutrimenu yang mengedukasi masyarakat Indonesia untuk menyajikan hidangan bergizi sesuai dengan pedoman ‘Isi Piringku’.
Edukasi menargetkan perempuan di berbagai tahapan usia – termasuk para ibu dengan anak usia MPASI. Peran keluarga, baik ayah atau ibu, sangat penting dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan nutrisi meski umumnya ibu atau calon ibu memiliki tanggung jawab lebih besar.
Tak bergerak sendiri, Amaryllis Esti Wijono, Direktur Nutrition Unilever Indonesia dalam acara temu media dalam rangka merayakan Hari Gizi Nasional 2024 di Jakarta (6/2/2024) mengungkap bahwa diperlukan kobalorasi yang luas untuk mengatasi stunting. Oleh karena itu, Royco berkolaborasi dengan sejumlah mitra strategis seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (NU Care-LAZISNU) sebagai bagian dari Gerakan Keluarga Maslahat Nahdhatul Ulama (GKMNU).
Misi ini turut didukung Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI. Menurut Budi, Indonesia “Indonesia emas 2045 tidak dapat terwujud tanpa manusia yang sehat dan cerdas. Untuk itu sangat penting menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satunya melalui konsumsi makanan bergizi. Hari Gizi Nasional 2024 mengangkat tema ‘MPASI Kaya Protein Hewani untuk Mencegah Stunting’ agar praktek makanan bergizi dimulai dari keluarga, diawali dari pemahaman orang tua akan pentingnya MPASI kaya protein hewani sehingga mampu membiasakan anak makan bergizi agar bebas stunting.
Program Nutrimenu ini sudah berjalan sejak 2019. rangkaian kegiatan edukasi diawali dengan Training of Trainers (ToT) kepada kader kesehatan mengenai pedoman ‘Isi Piringku’ dan inspirasi ragam resep lezat bergizi seimbang. Hingga 2023, program telah menjangkau 18 juta ibu dan remaja putri secara offline dan online – termasuk 900.000 santri di berbagai wilayah rawan stunting, dan mengubah 120 juta piring keluarga Indonesia menjadi lebih lezat dan bergizi.
Kesuksesan ini merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah mitra, seperti:
- BKKBN melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT): Pemberdayaan masyarakat di tingkat desa/kelurahan untuk pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.
- IPB University: Program edukasi seputar nutrisi dan MPASI melalui kegiatan ToT kepada para ibu dengan bayi berusia di bawah 2 tahun
- PNM Mekaar melalui program Ibu Sehat Keluarga Sejahtera (BU KARSA): Mengedukasi dan memberdayakan perempuan prasejahtera agar lebih melek nutrisi