Dampaknya Jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu

“Dok, dalam sehari anak saya minum susu bisa lebih dari 3 gelas. Ia memang doyan sekali susu dan sudah terbiasa sejak kecil. Tapi anak saya jadi sulit makan, Dok. Bagaimana ya solusinya?”

Begitulah ‘curhat’ seorang ibu di ruang konsultasi dokter ahli gizi. Hm..Anda mengalami hal yang sama? Anak lebih suka minum susu daripada makan? Ya, persoalan ini mungkin dialami sebagian anak-anak lainnya.

Tak bisa ditampik, susu memang disukai kalangan anak-anak. Penyajiannya yang praktis, rasanya yang cenderung manis, mengandung zat-zat gizi tertentu dan harganya relatif terjangkau, membuat susu menjadi pilihan para ibu sebagai salah satu sumber pangan utama bagi buah hatinya.

Akan tetapi, tanpa disadari, terlalu banyak minum susu justru berpengaruh terhadap menurunnya nafsu makan si kecil. Kenapa? Karena rasanya yang manis itu membuat anak merasa kenyang. Nah, fenomena ini memang menjadi problem klasik sejak lama dan perlu kita pahami solusinya. Pasalnya, asupan susu saja tak dapat memenuhi kebutuhan gizi anak untuk menunjang pertumbuhannya yang optimal.

Perlu kita tahu, susu dalam daftar makanan pokok sehari-hari bukanlah menu wajib. Bila dilihat dari faktor gizi, susu berguna untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor saja. Sebenarnya unsur kalsium dan fosfor inipun bisa kita dapatkan pada ikan, sayur dan buah.

Waspadai risikonya

Nah, berikut ini beberapa risiko atau dampak yang bisa terjadi bila anak lebih banyak minum susu daripada makan, yaitu:

  • Sulit makan

Seperti sudah disinggung sebelumnya, bila anak hanya mau minum susu, ia tak mau mengonsumsi makanan utama karena telanjur kenyang. Alhasil, kebutuhan tubuh si kecil akan zat-zat gizi tak terpenuhi. Ujung-ujungnya, bila kondisi ini dibiarkan terus maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

  • Kurang karbohidrat dan serat

Perlu kita ingat, susu bukanlah pengganti makanan bergizi seimbang. Susu lebih banyak mengandung unsur protein dan kalsium. Bila anak lebih suka minum susu, zat gizi lain yang tak dapat terpenuhi di antaranya karbohidrat dan serat sehingga anak berisiko mengalami kekurangan unsur penting ini. 

  • Anak jadi pilah-pilih makanan
    Bila ditinjau dari kacamata psikologi, pola konsumsi anak yang hanya doyan susu akan membuat ia suka pilih-pilih makanan. Ia akan menolak makanan padat dan hanya menginginkan makanan cair lantaran terbiasa hanya minum susu.

Berapa rekomendasinya?

Sebagai gambaran, Australian Dietary Guidelines (2013) merekomendasikan porsi konsumsi susu dan produk olahannya sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Rekomendasi minimum untuk konsumsi susu produk olahannya ada pada tabel 1.

Tabel 1. Rekomendasi minimum konsumsi susu dan produk olahannya

 UsiaPorsi per hari
Pria19-702 ½
70+3 ½
Wanita19-503 ½
51 +4
Hamil dan menyusui2 ½
Anak laki-laki2-31 ½
4-82
9-112 ½
12-183 ½
Anak perempuan2-31 ½
4-81 ½
9-113
12-183 ½

Satu porsi yang dimaksud setara dengan 250 ml susu atau 2 potong keju (40g), 200 gram yoghurt (3/4 cup) atau 120 (1/2 cup) gram keju ricotta.

Susu dan produk olahannya memang mangandung nutrisi penting seperti kalsium, potasium, fosfor, magnesium, karbohidrat, protein, vitamin A, tiboflavin, vitamin B12 dan seng. Namun supaya kebutuhan anak terpenuhi secara optimal sebaiknya tak hanya susu dan produk olahannya yang Moms sajikan untuk anak, tetapi aneka ragam pangan lainnya.

Sumber:

Dairy foods: How much is enough?

http://www.nutritionaustralia.org/national/resource/dairy-foods-how-much-enough Diakses pada 11 September 2019

Foto oleh cottonbro studio: https://www.pexels.com/id-id/foto/sendok-memegang-kemeja-putih-lengan-panjang-5893578/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *