Adakah Gizi dan Manfaat Kolang-Kaling?

Kolang-kaling menjadi buah yang banyak disajikan saat Ramadan. Kolang-kaling banyak diolah menjadi berbagai hidangan seperti untuk bahan utama dalam pembuatan kolak, hingga untuk isian es buah.

Kolang-kaling merupakan produk hasil olahan endosperm biji buah aren (Arenga pinata Merr) yang direbus. Endosperm ini dipilih yang masih muda, yakni dengan usia panen pohon aren berkisar 8-12 bulan. Jika endosperm biji buah aren yang dipanen terlalu tua maka akan menghasilkan kolang-kaling dengan teskstur terlalu keras. Kolang-kaling muda yang telah mengalami pemasakan, akan berubah warna menjadi putih kekuningan dan teksturnya menjadi lunak serta kenyal.

Kolang-kaling memiliki senyawa fungsional galaktomanan yang merupakan polisakarida. Galaktomanan digunakan sebagai pengental, stabilizer emulsi, dan zat aditif pada berbagai industri makanan dan obat. Galaktomanan diketahui memiliki sifat antioksidan dimana kandungannya cukup tinggi yakni 4,15% dari total berat kolang-kaling.

Tak hanya mengandung serat, kolang-kaling juga kaya akan zat gizi lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan gizi kolang-kaling yang tinggi mineral seperti potasium, besi, dan kalsium sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memulihkan stamina tubuh serta memperlancar metabolisme sel dalam tubuh.

Kandungan serat dan mineral dalam setiap 100 gram kolang-kaling yaitu energi 27 kkal, protein 0,4 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 6 gram, serat 1,6 gram, kalsium 91 mg, fosfor 243 mg dan zat besi 0,5 mg serta kadar air mencapai 94%. Tingginya kandungan mineral seperti kalsium, besi dan fosfor sangat berkhasiat menjaga tubuh tetap bugar dan sehat. Selain itu, juga mengandung vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Sedangkan kandungan potasium, besi, kalsium vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan gelatin yang dapat dicerna oleh tubuh berfungsi untuk mensintesa kolagen. Kolang-kaling juga mengandung albumin hingga 60% dan kadar abu sekitar 1 g dan serat kasar 0,95 g.

Kolang-kaling juga mengandung 52,9% karbohidrat terutama galaktomanan yang memiliki efek analgesik atau pereda sakit sehingga dapat mengurangi rasa sakit pada radang sendi. Serat kolang-kaling yang masuk ke dalam tubuh juga dapat menyebabkan proses pembuangan air besar teratur sehingga mampu mencegah obesitas, penyakit jantung koroner, kanker usus, dan penyakit kencing manis.

Sumber:

http://repository.unika.ac.id/25064/2/16.I1.0061_NADIA%20SAFIRA%20OKTAVIOLA%20BAB%201.pdf

FoodTech: Jurnal Teknologi Pangan, Vol.3, No.2, Oktober 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *