Waspadai Anak Dehidrasi, Ini Tandanya!

Berdasarkan penelitian, asupan cairan pada sebagian besar anak-anak tidaklah mencukupi. Menurut sebuah studi nasional, total asupan air lebih rendah daripada yang direkomendasikan.  Sebagai contoh, di kalangan anak remaja ternyata diketahui air minum hanya menyumbang 33% dari total asupan air yang dibutuhkan. Sedangkan, sisanya adalah asupan dari minuman yang mengandung kalori berlebih.

Nah, bila tubuh anak kekurangan asupan cairan karena kurang minum air, keringat berlebihan atau terlalu banya berkeringat setelah berolahraga, namun tak diringi asupan cairan yang memadai, maka berisiko mengalami dehidrasi. Ya, kita tahu, anak-anak memiliki kebutuhan metabolisme yang lebih tinggi dan itu membuat mereka rentan terhadap dehidrasi. Selain itu, risiko ini bisa terjadi bila terlalu lama berada di bawah sinar matahari (heatstroke) dan berada pada lingkungan dengan suhu tinggi yaitu 38 derajat selsius atau lebih. Dehidrasi juga bisa terjadi karena penyakit atau kondisi lain seperti muntah atau diare.

Apa itu dehidrasi? Dehidrasi adalah ketika tubuh tidak memiliki kecukupan cairan atau kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diminum. Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan dehidrasi sebagai kondisi yang diakibatkan oleh hilangnya banyak air tubuh. Dehidrasi juga bisa diakibatkan oleh berkurangnya asupan seiring dengan kehilangan cairan yang berkelanjutan.

 

Kenali gejala dehidrasi

Bila tak segera ditangani, tentu kekurangan cairan tubuh bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan atau metabolisme tubuh anak. Lalu, apa saja gejala dehidrasi? Berikut di antaranya:

  • Anak tampak rewel
  • Merasa haus
  • Air seni tampak kuning tua/pekat dan berbau kuat
  • Merasa pusing
  • Merasa lelah
  • Mulut, bibir dan mata tampak kering
  • Air kencing sedikit dan frekuensinya kurang dari 4 kali sehari

Referensi:

Foto oleh Ecuen Images dari Pexels

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *