Dalam rangka memperingati Hari Gizi dan Makanan Nasional 2022, Kementerian Kesehatan mengampanyekan Aksi Bersama Cegah Sstunting dan Obesitas.
Drg. Murti utami MPH, QGIA CGCAE, plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dalam acara Puncak Hari Gizi Nasional 2022 melalui Youtube Direktorat Gizi Masyarakat (25/1/2022), stunting dan obesitas masih menjadi permasalahan dunia. Satu dari Sembilan masyarakat dunia menderita kelaparan dan satu dari tiga masyarakat dunia mengalami obesitas yang meningkat secara cepat hampir di seluruh dunia. Sedangkan sepertempat balita mengalami pendek. Meskipun angka prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan (berdasarkan survei 2021) yakni 24,4% namun hal ini masih jauh dari target RPJMN sebesar 14% pada 2024. Pun demikian dengan angka obesitas pada balita yang mencapai 3,8% dan pada dewasa usia 18 tahun ke atas 21,8% (2018).
Ada beberapa intervensi yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka stunting dan obesitas ini, yakni fokus pada perbaikin gizi remaja putri dan pada 1000 hari pertama kehidupan. Intervensi yang dilakukan pemerintah yakni berupa kegiatan-kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat.
Menurut Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, Ph.D – Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat ada target intervensi spesifik dan target intervensi sensitive yang harus dicapai dan telah dituangkan dalam Perpres No. 72 Tahun 2021. Target intervensi spesifik di antaranya yakni remaja putri mengonsumsi tablet tambah darah, ibu hamil kekurangan gizi kronis mendapat pangan makanan tambahan, ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah, bayi mendapat ASI ekslusif (< 6 bulan), anak usia 6-23 bulan mendapat MP-ASI yang adekuat, balita gizi buruk mendapat tatalaksana gizi buruk, balita dipantau pertumbuhannya, balita gizi kurang mendapat makanan tambahan, dan balita memperoleh IDL.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS – Ketua Umum Pergizi Pangan mengungkap konsumsi pangan hewani terbukti dapat mencegah stunting. Konsumsi 2 jenis pangan hewani sehari dapat menekan 15% dari prevalensi stunting. Ibu hamil disarankan mengonsumsi 3 jenis pangan hewani dalam sehari. Jangan lupakan konsumsi ikan 4x seminggu (75-100 gr) untuk memenuhi kebutuhan asam esensial. Selain itu disarankan juga agar minum susu. Bayi hingga usia 6 bulan sebaiknya ASI ekslusif lalu dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI yang adekuat (mengandung ikan, telur, susu, atau pangan hewani lainnya), dan dilanjutkan dengan pemberian susu pertumbuhan pada usia 1 tahun.
Tak hanya memenuhi asupan makanan, namun sebaiknya ibu hamil dan anak-anak juga berolahraga, karena olahraga juga memberikan investasi yang besar untuk otak. Menurut Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., MPH, RD – Dosen FKKMK UGM, ibu hamil yang berolahraga dapat memberikan efek positif pada kognisi bayi. Selain itu olahraga tidak hanya membentuk otak yang bagus tapi juga fungsinya. Orang yang sering berolhraga mentalnya lebih bagus, berperilaku positif dan coping baik dengan stres (managing stres dengan baik). Exercise dan memory itu sebuah proses yang tidak instan, ada banyak tahapan. Ketika kita olahraga menimbulkan beberapa respon memori dan memberikan mafaat uuntuk tubuh.
Melalui Hari Gizi Nasional yang diperingati pada 25 Januari setiap tahunnya ini diharapkan, dengan Kerjasama berbagai pihak target penuntasan stunting dan obesitas dapat tercapai, serta masyarakat dapat hidup sehat melalui pemenuhan gizi seimbang.