Diumumkan oleh Health Promotion Board Kementerian Kesehatan Negara Singapura, bahwa hanya 25% anak usia 7-12 tahun makan sayur dan buah sesuai rekomendasi. Dan di Australia pun tak jauh beda, 99% anak dan remaja usia 2-18 tahun kurang makan sayur dan buah setiap harinya.
Sebenarnya mengapa anak sulit sekali menyukai sayur dan buah ya Bu? Berikut beberapa penyebabnya:
Rasa pahit yang memang tidak disukai
Percaya tidak Bu, jika fitrah manusia memang menolak makanan yang bercitarasa pahit? Dari zaman nenek moyang, rasa pahit diasosiasikan dengan racun atau sesuatu yang dapat menyebabkan sakit atau bahkan meninggal. Namun sebaliknya, ketika nenek moyang makan makanan manis, maka tidak terjadi apa-apa. Karena hal ini, manusia seakan telah ‘disetel’ untuk siap menerima makanan manis sebagai mekanisme bertahan hidup.
Merujuk pada hal ini, produsen makanan pun secara kontinyu mengembangkan cara untuk menurunkan tingkat rasa pahit bahkan menghilangkan rasa pahit dalam makanan yang mereka produksi, karena tujuan utamanya adalah penerimaan konsumen. Jadi tak heran ya Bu, mengapa anak dan kita pada umumnya lebih suka rasa manis dan kurang menyukai rasa pahit.
Alasan lain yang mungkin menyebabkan anak tidak suka sayur dan buah seperti yang tercatat dalam Journal BMC Public Health yakni pengaruh lingkungan keluarga, banyaknya jenis sayuran yang dikonsumsi, pola konsumsi orang tua serta cara penyajian sayuran di rumah. Jadi, anak (usia sekolah) mau atau tidaknya makan sayur tergantung dari beberapa faktor tersebut. Selain itu mereka juga melihat, jenis sayuran apa yang disajikan. Karakter sensori dari sayuran seperti warna, citarasa dan tekstur serta kebiasaan di rumah menjadi faktor penentu kesukaan anak terhadap sayuran.
Sumber:
- Food neophobia and ‘picky/fussy’ eating in children: a review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17997196 Diakses pada 14 Oktober 2019
- Study of the reasons for the consumption of each type of vegetable within a population of school-aged children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6173934/ Diakses pada 14 Oktober 2019
Photo: Pixabay