Perlukah Anak Minum Susu Selepas Usia Balita?

Usia anak dari lahir hingga balita (bayi lima tahun) merupakan golden period tumbuh kembangnya. Pada lima tahun pertama ini, anak tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat. Dengan dukungan gizi yang tepat diharapkan anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal. Anak pada golden period selalu mendapat perhatian lebih perihal asupan gizi, untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

Namun Bu, bukan berarti anak selepas golden period (selepas 5 tahun) tidak memerlukan perhatian terkait asupan gizinya lho! Gizi anak selepas 5 tahun atau anak usia sekolah (6-12 tahun) juga perlu mendapat perhatian.

Usia 6-12 tahun dikategorikan sebagai usia sekolah juga sebagai usia pra remaja. Periode anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

Pada masa ini, pertumbuhan anak terus berlangsung walaupun pertambahannya tidak terlalu signifikan seperti waktu bayi. Anak usia 6-12 tahun cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik daripada anak usia balita, namun kadang mengalami penurunan nafsu makan, sehingga asupannya tidak sesuai dengan kalori yang mereka butuhkan. Anak usia sekolah banyak melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga Ibu kesulitan mengontrol dan bahkan anak sering melewatkan waktu makannya. Padahal mereka memerlukan asupan nutrisi yang cukup untuk perkembangannya dan mendukung segala aktivitasnya. Makin bertambah usia, maka energi yang anak butuhkan juga semakin besar. Anak usia 10-12 tahun membutuhkan energi relatif besar dibandingkan anak usia 6-9 tahun. Hal ini karena mereka mengalami pertumbuhan terutama penambahan tinggi badan yang sangat cepat.

Asupan gizi yang tepat sangat berperan selama usia sekolah supaya pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak optimal. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan seimbang termasuk susu sebagai pelengkap. Susu merupakan salah satu jenis minuman menyehatkan yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak karena kandungan gizinya yang lengkap termasuk asam amino esensial dalam jumlah yang cukup.

Susu dianggap lebih praktis dan mudah dikonsumsi oleh anak yang memiliki aktivitas padat, terutama susu cair siap minum. Sebanyak dua gelas susu (500 ml) disarankan untuk dikonsumsi setiap hari. Selain mengandung protein, dalam susu terkandung karbohidrat dan lemak sebagai penyedia energi serta mengandung vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor dan vitamin D yang membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Pangan sumber kalsium yang utama adalah susu atau produk olahan susu seperti keju, yoghurt, dan es krim (jika anak tidak bisa mengonsumsi susu). Susu bisa ibu bawakan bersama bekal makan siang anak, untuk melengkapi kebutuhan nutrisi anak selama di sekolah. Menurut Dairy Council of California, susu yang berperisa (memiliki rasa) dan yang tidak berperisa mengandung nutrisi yang sama dan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kalsium, vitamin D, dan potasium pada anak. Kedua jenis susu tersebut juga mengandung gula susu (laktosa) yang sama yakni 12-15 gram laktosa per 236 ml susu.

Anak selepas usia balita hingga dewasa, disarankan untuk terus minum susu, karena minum susu sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gizi. Diketahui dari sebuah penelitian, seseorang yang mengonsumsi susu dalam jumlah rendah pada saat anak-anak, tidak akan memiliki kepadatan tulang maksimal (peak bone mass) saat dewasa, sehingga akan terjadi penurunan massa tulang dan dapat mengakibatkan osteoporosis. Jadi, sudahkah anak ibu minum susu hari ini?

Sumber:

Foto oleh cottonbro: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-yang-memegang-mangkuk-keramik-putih-dengan-permen-kuning-dan-hijau-5893573/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *