Anak Kurus tapi Sehat? Yuk, Atur Pola Makan Usia 6-12 Tahun

Bu, badan si kecil tampak kurus? Ya, wajar bila banyak orangtua yang khawatir karena anaknya kurus. Apalagi ketika dibandingkan dengan tumbuh kembang anak lain seusianya yang tampak gemuk atau ideal.

Memang, berat badan menjadi salah satu indikator dari status gizi. Meski begitu, anak yang kurus belum tentu pertanda kurang gizi lho, Bu. Umumnya, bila selera makan anak terjaga baik, aktif bergerak, Ibu tidak perlu cemas berlebihan. Ya, badan kurus bukan berarti ‘kurang makan’ atau asupan gizinya tidak baik. Akan tetapi, boleh jadi badan kurus itu karena faktor genetik. Misal, ibu dan ayah atau ada riwayat keluarga yang memiliki badan kurus. Maka bisa jadi anak pun mengalami hal yang sama.

Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah anak kurus itu sehat atau tidak? Pastinya Ibu mempertanyakan hal ini. Nah, untuk mengetahui apakah kondisi kurusnya anak sehat atau normal, tentunya Ibu pelu melakukan konsultasi dengan dokter ahli spesialis gizi anak. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kondisi anak secara menyeluruh.

Adapun di antara pemeriksaan tersebut adalah berupa pemeriksaan komposisi tubuh. Dalam hal ini, pemeriksaan komposisi tubuh mencakup pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan sebagainya. Selanjutnya, hasil pemeriksaan ini akan dibandingkan atau dicocokkan dengan kurva pertumbuhan anak berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization).

Kemudian, dokter juga akan menilai bagaimana kebiasaan makan anak serta kondisi kesehatannya secara menyeluruh. Dokter akan mencari tahu riwayat kesehatan anak, apakah mengalami masalah pencernaan tertentu atau problem medis lainnya yang menyebabkan terganggunya proses penyerapan gizi di dalam tubuh.

Bahkan, bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi atau mengetahui penyebab medis yang kemungkinan dialami anak. Terlebih bila anak sebenarnya memiliki pola atau kebiasaan makan yang baik, namun berat badannya tak kunjung bertambah.

Cukupi kebutuhan gizi
Bila memang anak tak mengalami masalah medis yang mendasarinya, Ibu perlu mengupayakan asupan gizi yang baik untuk membantu menaikkan berat badan anak. Jadi, pastikan Ibu memberikan makanan bergizi yang mengacu pada konsep gizi seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.

Perlu kita tahu Bu, berbeda dengan usia sebelumnya, pada usia 6-12 tahun dimana ia memasuki usia praremaja dan remaja, maka angka kecukupan gizi (AKG) harian makin meningkat.

Berikut zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan anak usia 6-12 tahun:

  1. Karbohidrat
    Karbohidrat terbagi 2 berdasarkan struktur gula di dalamnya, yaitu:
    Karbohidrat sederhana
    Karbohidrat ini cuma memiliki 1-2 jumlah molekul gula. Maka proses pemecahannya lebih cepat dan tak butuh waktu lama. Usai dicerna, sumber energi dari karbohidrat ini bisa langsung dipakai oleh semua sel, jaringan dan organ tubuh.  Namun, bila anak mengalami masalah kesehatan tertentu, jenis karbohidrat ini bisa mengakibatkan kadar gula darah melonjak. Adapun bahan pangan yang mengandung karbohidrat jenis ini di antaranya: gula putih, gula merah, madu, kue, soda, permen.

    Karbohidrat kompleks
    Jenis ini memiliki jumlah molekul gula yang cukup banyak. Dengan begitu, proses pencernaan makanan yang mengandung karbohidrat jenis ini jauh lebih lama. Adapun sumber makanan yang mengandung karbohidrat kompleks di antaranya sayur dan buah-buahan, roti, jagung, gandum, kacang-kacangan, kentang, nasi, pasta.

  2. Protein
    Protein berfungsi untuk menyusun sel dan jaringan tubuh, serta memperbaikinya bila terjadi kerusakan. Bila asupan protein kurang, efeknya pertumbuhan anak akan terhambat. Adapun sumber pangan yang mengandung protein di antaranya protein hewani seperti daging ayam, daging merah, ikan, telur, susu dan produk olahannya. Protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, gandum, oat.
  3. Lemak
    Lemak berperan sebagai sumber energi. Namun perhatikan, ada kategori lemak baik dan lemak jahat. Lemak baik yaitu lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh tunggal berfungsi menurunkan kadar lemak jahat atau LDL (low density lipoprotein) dan menjaga kadar high density lipoprotein (HDL) atau lemak baik agar tetap optimal. Adapun sumber pangan yang termasuk lemak ini adalah alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun. Lemak tak jenuh ganda baik juga untuk tubuh dan mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6. Adapun sumber pangannya dari ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, telur, minyak nabati.Sedangkan lemak jahat, terdiri dari lemak trans dan lemak jenuh. Lemak trans bisa meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL. Lemak jenis ini terdapat pada makanan cepat saji, makanan kemasan, serta makanan yang digoreng dengan metode deep frying (direndam minyak panas). Kemudian, lemak jenuh juga menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL. Sumber pangan lemak jenuh diperoleh dari daging merah, daging ayam, minyak kelapa sawit dan berbagai produk susu seperti keju, santan, dan mentega.
  4. Serat
    Banyak anak yang tak suka mengonsumsi makan sayur sebagai sumber serat karena rasanya kurang enak. Padahal, serat penting juga bagi anak untuk melancarkan pencernaan atau menurunkan risiko anak mengalami gangguan pencernaan, seperti sembelit atau infeksi saluran cerna. Adapun sumber pangan serat di antaranya: berbagai jenis sayur dan buah seperti wortel, brokoli, kacang merah, ubi, apel, jeruk, alpukat.
  5. Vitamin
    Kebutuhan vitamin di masa usia 6-12 tahun ini meningkat untuk menunjang proses tumbuh kembang.  Ada banyak jenis vitamin, di antaranya vitamin B6, B12 dan asam folat yang berperan dalam kerja jaringan tubuh. Kemudian, vitamin A dan E berperan dalam menunjang pertumbuhan sel-sel tubuh baru. Vitamin A juga berperan dalam menjaga fungsi penglihatan.Selanjutnya, vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan, juga terlibat dalam proses sintesis kolagen dan jaringan ikat lainnya. Lalu, ada vitamin D yang dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh.

    Ibu bisa mencukupi kebutuhan vitamin anak dari sayuran, buah, dan berbagai bahan pangan dari tumbuh dan hewan.

  6. Mineral
    Tak kalah penting adalah mineral. Di masa usia 6-12 tahun, peningkatan asupan mineral dibutuhkan untuk menunjang perkembangan tubuh. Di antaranya, seng, mangan, selenium, kalsium, kalium, fosfor, magnesium, zat besi, fluor, kromium, natrium, iodium, dan tembaga. Sumber pangan yang mengandung mineral bisa didapat dari hewani dan nabati. Misalnya, daging sapi, daging ayam, makanan laut, tempe, tahu, kacang-kacangan, sayur, serta buah-buahan.

    Kebutuhan energi dan zat gizi di usia ini secara keseluruhan akan lebih tinggi untuk mendukung masa tumbuh kembangnya.  Maka dibutuhkan sumber makanan yang bervariasi agar asupan gizi harian anak selalu tercukupi.

Sumber:

https://www.medicalnewstoday.com/articles/161547.php
https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19534.htm
https://www.healthline.com/nutrition/water-soluble-vitamins
Foto: Photo by Yan Krukov from Pexels

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *