Hindari Defisiensi zat besi pada anak

Anak-anak yang pada masa usia mulai nol hingga lima tahun harus mendapatkan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhannya, karena kurangnya salah satu unsur saja akan membuat pertumbuhan mereka terganggu.  Salah satu unsur itu adalah zat besi. Apabila anak-anak menerima asupan makanan dengan tingkat kandungan zat besi yang rendah maka berakibat terjadinya defisiensi pada otak.

Defisiensi zat besi biasanya diakibatkan oleh kurangnya asupan zat besi yang merupakan komponen penting dari hemoglobin. Bila kekurangan asupan zat besi dalam tubuh, maka kadar hemoglobin menjadi berkurang.

Hemoglobin tersebut adalah zat warna yang terdapat di dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke dalam tubuh. Rendahnya kadar zat besi dalam tubuh dapat mengakibatkan penurunan system kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah terserang infeksi dan berbagai penyakit. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak usia enam bulan hingga dua tahun, remaja khususnya puteri dan wanita hamil.

Zat besi sudah dibutuhkan sejak pertumbuhan otak janin dalam kandungan sampai selanjutnya anak dilahirkan, tumbuh kembang dan seterusnya. Fungsi besi tidak tergantikan oleh bahan lain. Anemia merupakan salah satu efek buruk kekurangan zat besi dimana banyak bayi yang lahir disejumlah negara didunia seperempatnya mengalami kekurangan zat besi.

Air susu ibu merupakan salah satu sumber yang kaya akan zat besi, dimana kekurangan zat besi ini akan mempengaruhi perkembangan anak.

Pada wanita, pada saat kehamilan dan menstruasi akan membutuhkan asupan zat besi yang banyak. Kebutuhan zat besi saat kehamilan jumlahnya dua kali lipat pada kondisi normal, begitu juga saat menstruasi. Penyebab lain tubuh kekurangan zat besi yaitu pada saat masa pertumbuhan pada anak, buruknya absorpsi zat besi oleh tubuh terutama karena adanya gangguan pencernaan dan obat-obat tertentu yang dapat menggangu absorpsi zat besi.

Tanda-tanda anak kekurangan zat besi, yaitu badan mudah pegal dan lelah, kulit dan bibir yang terlihat pucat, denyut jantung yang berdegup lebih cepat, nafsu makan yang menurun, dan kepala terasa pusing. Riefa

Foto: Istock

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *