Manfaat Penting Aktivitas Fisik untuk Anak

Bu, kalau kita perhatikan, sekarang ini anak-anak cenderung lebih banyak duduk bermain gadget atau game di depan laptop dalam kesehariannya. Begitupun di sekolah, anak menghabiskan waktu untuk duduk, mengerjakan tugas dan membaca. Padahal, penting bagi mereka untuk beraktivitas fisik.

Data menyebabkan, hanya kurang dari seperempat (25%) anak-anak usia hingga 6-17 tahun yang melakukan aktivitas fisik setiap hari selama 60 menit. Pada 2017, hanya 26,1% siswa sekolah menengah yang melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari. Kemudian, hanya 29,9% siswa yang menghadiri kelas pendidikan jasmani setiap hari.  Hal tersebut tentu memprihatinkan ya, Bu. Padahal melakukan aktivitas fisik, sarat akan manfaat bagi kesehatan anak.

Segudang manfaat aktivitas fisik

Ternyata Bu aktivitas fisik memiliki banyak manfaatnya, di antaranya adalah:

  • Mengembangkan jaringan muskuloskeletal yang sehat, misalnya tulang, otot dan sendi.
  • Meningkatkan kebugaran dan mengembangkan sistem kardiovaskular yang sehat, yaitu jantung dan paru-paru.
  • Mengembangkan kesadaran neuromuskuler, misalnya koordinasi, kekuatan dan kontrol gerakan otot
  • Mempertahankan atau mengontrol berat badan yang sehat
  • Aktivitas fisik juga terkait dengan manfaat psikologis, misalnya meningkatkan kontrol mereka terhadap gejala kecemasan dan depresi.
  • Tubuh menjadi lebih fleksibel dan meningkatkan keseimbangan dan postur tubuh
  • Mengurangi risiko kesehatan yang kronis seperti: penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, osteoporisis, dan obesitas.
  • Anak cenderung memiliki nilai akademik yang lebih baik, tingkat kehadiran di sekolah, kinerja memori, konsentrasi, kemampuan berpikir atau kognitif yang baik dan perilaku di ruang kelas yang baik.
  • Membantu dalam pengembangan sosial, dengan memberikan peluang untuk ekspresi diri, membangun kepercayaan diri, interaksi sosial dan integrasi.

Bila kurang melakukan aktivitas fisik

Ada beberapa risiko bila anak kurang melakukan aktivitas fisik, di antaranya:

  • Ketidakseimbangan energi. Misalnya, energi yang dikeluarkan lebih sedikit daripada energi yang didapat dari konsumsi makanan sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Meningkatkan risiko faktor penyakit kardiovaskular, termasuk hiperlipidemia (misalnya kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi), tekanan darah tinggi, obesitas, dan resistensi insulin serta intoleransi glukosa.
  • Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
  • Meningkatkan risiko kanker payudara, usus besar, endometrium, dan paru-paru
  • Menyebabkan kepadatan tulang yang rendah sehingga berisiko menyebabkan osteoporosis.

Referensi:

Foto oleh Juan Salamanca dari Pexels

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *