Konsep gizi seimbang sebaiknya tetap menjadi pedoman pada segala tingkatan usia. Gizi seimbang yang dimaksud adalah kesesuaian antara asupan gizi dengan kebutuhannya di dalam tubuh. Namun demikian, angka kecukupan gizi antar individu berbeda-beda. Misalnya pada ibu hamil, kebutuhan gizinya berbeda dengan kondisi normalnya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi calon ibu tersebut untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizinya.
Kecukupan gizi ibu hamil memang berbeda dengan pada saat dalam kondisi normal. Ketika sedang hamil, seorang ibu harus juga memperhatikan kebutuhan gizi bagi janin yang dikandungnya. Gizi tersebut sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Apalagi saat berada dalam kandungan adalah salah satu masa terpenting bagi masa depan seorang anak. Kualitas gizi akan terkait erat dengan kualitas individu yang akan dilahirkan.
Saking pentingnya, kebutuhan gizi tertentu sudah harus disiapkan sebelum kehamilan. Minimal satu bulan menjelang kehamilan, seorang wanita sudah harus mencukupi asupan gizinya terutama untuk protein, asam folat, zat besi, dan kalsium harus memenuhi RDA (Recommended Daily Allowances) dalam menu makannya. Setelah itu, secara umum kebutuhan gizi ibu menjadi bertambah pada saat kehamilan. Berikut adalah perubahan kebutuhan pada beberapa jenis zat gizi:
Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel tubuh janin, jaringan, termasuk plasenta. Kebutuhan protein sebelum kehamilan adalah 50 gram dari 1900 kkal total energi. Jumlah tersebut meningkat menjadi 67 gram semasa kehamilan. Hal terpenting yang perlu diketahui dalam pemenuhan protein adalah, selain kuantitas juga perlu diperhatikan kualitasnya. Kuantitas terkait dengan jumlah atau kadar protein. Sedangkan kualitas terkait dengan susunan asam amino. Protein berkualitas baik adalah yang mengandung susunan asam amino relatif lengkap. Sebab, di dalam tubuh protein yang masuk akan dipecah dan disusun kembali menjadi protein di berbagai jaringan tubuh. Jika tidak lengkap, maka asam amino tersebut akan menjadi pembatas. Asupan protein dapat dipenuhi dari kombinasi protein hewani dan nabati yang seimbang. Pangan sumber protein contohnya daging, ikan, unggas, telur, seafood, kacang-kacangan, tempe, tahu, susu kedelai, susu sapi dan produk olahannya.
Asam Folat
Vitamin B9 atau dikenal dengan asam folat ini berperan dalam pembentukan tabung syaraf, tulang belakang, dan perkembangan otak janin. Calon ibu menjelang kehamilan membutuhkan asam folat 400 mikrogram per hari. Kemudian selama kehamilan tri semester I kebutuhannya meningkat menjadi 100- 200 mikrogram, serta tri semester II dan III bertambah 100 mikrogram. Peningkatan kebutuhan asam folat tri semester I lebih tinggi karena pada 8 minggu pertama kehamilan adalah masa pembentukan tabung syaraf janin. Asupan asam folat yang rendah dapat meningkatkan risiko bayi mengalami cacat batang syaraf (Neural Tube Defect) . Oleh karena itu, dokter atau bidan biasanya memberikan suplemen vitamin asam folat di awal kehamilan selain asupan yang diperoleh dari makanan. Pangan sumber asam folat terdapat pada sayuran hijau, kacang- kacangan, alpukat, telur, daging, dan hati.
Zat Besi
Zat besi (Fe) dibutuhkan untuk memenuhi peningkatan pembentukan sel darah merah ibu dan janin. Darah memiliki fungsi penting dalam mengangkut oksigen dan gizi ke berbagai sel, sekaligus membawa sisa hasil metabolisme dari sel. Pada saat hamil, ibu memenuhi kebutuhan gizi dan oksigen kepada bayi melalui plasenta. Kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia, pendarahan saat persalinan, dan bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Kebutuhan zat besi calon ibu sebelum kehamilan adalah 26 mg/hari, dan sesudah kehamilan menjadi 35- 39 mg. Sumber zat besi terdapat pada pangan hewani dan nabati. Pangan hewani contohnya daging sapi, daging ayam, hati sapi/ayam, dan lainnya. Sedangkan dari pangan nabati seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lainnya. Zat besi dalam pangan hewani memiliki bioavailibilitas yang lebih baik daripada pangan nabati. Konsumsi makanan mengandung vitamin C dapat memperbaiki tingkat penyerapan zat besi.
Kalsium
Kalsium penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang janin. Ibu hamil membutuhkan kalsium 1000 mg per hari. Jika kalsium dalam asupan sehari-hari ibu kurang, maka akan diambil dari tulang ibunya untuk pertumbuhan janin. Jika hal ini terjadi, maka dikemudian hari, ibu akan mengalami risiko pengeroposan tulang atau osteoporosis lebih cepat. Pangan sumber kalsium contohnya susu, yoghurt, keju, es krim, dan lainnya. Mengonsumsi segelas susu khusus ibu hamil dapat membantu pemenuhan kebutuhan kalsium. Konsumsi makanan mengandung vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium. Selain zat-zat gizi tersebut, kebutuhan karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air dan serat juga meningkat pada masa kehamilan. Sehingga untuk memenuhinya pola makan calon ibu selama kehamilan harus disesuaikan sedemikian rupa, yakni menjadi 3 makan utama dengan ditambah 3-4 makan selingan.
Porsi makan calon ibu
Porsi makan ketika hamil sebaiknya sedikit namun sering. Sebagian orang berpandangan porsi makan ibu hamil menjadi dua kali lipat karena sedang berbadan dua. Hal ini kurang tepat karena peningkatan kebutuhan kalori ibu hamil hanya 180-300 kkal (10-16% dari normalnya 1900 kkal). Peningkatan kebutuhan energi/kalori disesuaikan dengan berat badan, tinggi badan, dan aktivitas calon ibu. Jika berat badan ibu kurang atau ibu bekerja, maka kalori yang dibutuhkan lebih besar. Sebaiknya ibu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk kebutuhan gizi asupan harian secara khusus. Pada Tabel diberikan contoh pembagian makanan dalam sehari selama kehamilan.
Pemantauan berat badan (BB) calon ibu
Berat badan ibu sebelum dan awal kehamilan penting diketahui untuk menghitung jumlah penambahan BB selama kehamilan. Setiap bulan, calon ibu dianjurkan memeriksakan kandungannya ke dokter/bidan, diukur BB dan tekanan darahnya. Apabila sebelum hamil BB ibu kurang, diharapkan peningkatan BB 12,5-18,5 kg. Untuk ibu dengan BB ideal, diharapkan peningkatan BB 11,5- 12,5 kg. Dan bagi calon ibu dengan BB gemuk, diharapkan BB naik antara 7-11,5 kg. Dengan mengatur pola makan yang seimbang, dan melakukan aktivitas sedang, maka pola peningkatan BB lebih terkontrol. LF