Banyak cara yang bisa ibu lakukan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produk air susu ibu (ASI) supaya bayi tetap mendapatkan ASI ekslusif. Selain kondisi ibu, hormon, dan kemauan keras untuk menyusui, ternyata pangan juga menjadi faktor kelancaran produksi ASI.
Ada beberapa jenis pangan yang bersifat galaktagoga atau laktogogue atau laktogogum. Laktogogue adalah obat atau zat yang dipercaya dapat membantu merangsang, mempertahankan atau meningkatkan produksi air susu ibu (ASI) ibu menyusui.
Menurut Jurnal Edu Health, Vol. 5 No. 2 (2015), tanaman atau pangan yang berkhasiat terhadap peningkatan sekresi air susu (laktogogum) mempunyai kemungkinan: (1) mengandung bahan aktif yang bekerja seperti Prolactin Releasing Hormon (PRH), (2) mengandung bahan aktif senyawa steroid, (3) mengandung bahan aktif yang berkhasiat seperti prolaktin dan (4) mengandung bahan aktif yang berkhasiat seperti oksitosin. Berikut beberapa jenis pangan yang bersifat laktogogum.
Pepaya Muda
Buah pepaya merupakan jenis makanan yang mengandung Laktogogum yaitu suatu zat gizi yang dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI terutama pada ibu yang mengalami masalah dalam produksi ASI.
Peningkatan produksi ASI dipengaruhi oleh adanya polifenol dan steroid yang mempengaruhi reflek prolaktin untuk merangsang alveoli yang bekerja aktif dalam pembentukan ASI. peningkatan produksi ASI juga dirangsang oleh hormon oksitosin. Peningkatan hormon oksitosin dipengaruhi oleh polifenol yang ada pada buah pepaya yang akan membuat ASI mengalir lebih deras. Oksitosin merupakan hormon yang berperan untuk mendorong sekresi air susu (milk let down). (Jurnal Edu Health, Vol. 5 No. 2, 2015)
Klabet atau fenugreek
Biji klabet tidak hanya mengandung mineral, tapi kaya akan diosgenin, suatu prekursor hormon kontrasepsi dan fitoesterogen. Hormon prekursor dapat meningkatkan pengeluaran ASI. Klabet dapat meningkatkan pasokan susu ibu menyusui dalam 24 hingga 72 jam setelah pertama kali mengkonsumsi klabet. Di Eropa, klabet digunakan sebagai pelancar ASI dan dianggap sebagai galaktogoga yang baik. Masyarakat di Timur Tengah juga sering menggunakan biji klabet sebagai galaktagoga alam. (E-Journal Litbang Kemenkes, 2019)
Daun kelor
Kelor mengadung vitamin C 7 kali lebih banyak daripada jeruk, vitamin A 10 kali lebih banyak dari wortel, kalsium 17 kali lebih banyak dari susu, protein 9 kali lebih banyak dibandingkan yoghurt, kalium 15 kali lebih banyak dibandingkan pisang, dan zat besi 25 kali lebih banyak dari bayam. Moringa oleifera di Asia digunakan sebagai galaktogoga, namun secara luas digunakan untuk makanan dan obat di Asia dan Afrika. Uji daun kelor pada hewan coba tikus putih menunjukkan adanya efek laktagoga, karena moringa kaya akan senyawa fitosterol yang merupakan prekursor hormon. Senyawa-senyawa ini meningkatkan produksi estrogen, merangsang proliferasi saluran kelenjar susu untuk memproduksi susu. (E-Journal Litbang Kemenkes, 2019)
Torbangun atau bangun-bangun
Daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) atau torbangun merupakan tumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkan di daerah Toba, Sumatera Utara. Daun bangun-bangun biasa dijadikan sayur untuk lauk pendamping nasi. Torbangun mengandung sepuluh komponen aktif yang saling mengikat, antara lain asam lemak rantai ganda, kelompok sterol, dan aldehid. Komponen-komponen tersebut memicu meningkatnya kuantitas dan kualitas ASI. Daun bangun-bangun yang mengandung saponin, flavonoid, polifenol serta dapat meningkatkan hormon-hormon menyusui, seperti prolaktin dan oksitosin.
Daun Katuk
Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) telah terbukti khasiatnya sebagai laktagogum (pelancar sekresi air susu), mengandung protein, mineral dan vitamin-vitamin. Komponen protein berkhasiat merangsang peningkatan sekresi air susu, sedangkan steroid dan vitamin A berperan merangsang prolifersi epitel alveolus sehingga akan terbentuk alveolus yang baru, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah alveolus dalam kelenjar ambing. (Perpustakaan Universitas Indonesia)
Sumber:
- https://media.neliti.com/media/publications/245842-pengaruh-buah-pepaya-terhadap-kelancaran-98bc43f5.pdf
- https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mpk/article/view/875/1074
- http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-133585.pdf