Pertanyaan ini mungkin melanda setiap orang tua yang memiliki anak dalam masa pertumbuhan. Orang tua cenderung khawatir saat anak terlihat terlalu kurus, terlalu gemuk, atau terlalu pendek dari rekan sebayanya.
Setiap anak mengalami proses tumbuh kembang yang berbeda, tidak berdiri sendiri dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular. Pertumbuhan bersifat kuantitatif: dapat diukur dengan menggunakan satuan panjang, berat, dan ukuran kepala. Sedangkan perkembangan ditandai dengan bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, serta bersifat kualitatif yakni pengukuran dilakukan menggunakan skrining perkembangan.
Untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya, anak perlu makan, karena dari makananlah semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang dapat diperoleh.
Makan sudah dimulai sejak bayi lahir, yakni dengan pemberian air susu ibu (ASI). Menurut dr. Arifianto Sp.A dalam acara Kelas Gizi ‘Anak Kurus, Sehatkah?’ di Bogor awal November lalu, setiap ibu pasti memproduksi ASI, maka dari itu memberikan ASI harus dipelajari. ASI merupakan cairan hidup yang komposisinya akan berubah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Setelah bayi berusia 6 bulan, maka ASI tak lagi mampu memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu perlu diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI diberikan sambil meneruskan pemberian ASI. Prinsip pemberian MP-ASI pun harus tepat waktu, adekuat/cukup, aman, dan diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding).
Tidak cukup hanya memberi makan saja, tetapi ibu juga harus memantau pertumbuhan anak. Bahkan sejak periode ASI eksklusif, jangan sampai bayi gagal tumbuh! Pahami cara memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dengan membaca kurva pertumbuhan.
Untuk mengetahui apakah anak bertumbuh dengan baik, maka ibu bisa memantaunya dari kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan ini terdapat di Kartu Menuju Sehat (KMS) dan juga ada pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam kurva pertumbuhan ada yang menggunakan z-score ada juga yang persentil, namun keduanya bermakna sama. Untuk menilai apakah pertumbuhan anak baik atau tidak dan juga untuk menilai status gizi anak maka harus dipantau sejak lahir.
Berikan titik/plot pada angka yang sesuai di kurva pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Memplot berat badan, tinggi badan dan lingkat kepala ini sebaiknya dilakukan secara rutin (setiap bulan), karena kita tidak bisa menyimpulkan status gizi anak hanya berdasar pada satu kali pengukuran saja.
Perhatikan persentilnya. Ada garis berwarna yang melintang, merah, oranye, dan hijau, dan di ujung kanan garis tersebut ada persentil 3rd, 15th, 50th, 85th, dan 97th.
Z-Score (persentil) |
Tinggi badan menurut usia |
Berat Badan menurut usia |
BMI menurut usia |
> 3 (99) |
mungkin abnormal |
mungkin abnormal (gunakan BMI) |
Obesitas |
> 2 (97) |
Normal |
Gunakan BMI
|
Overweight |
> 1 (85) |
Normal |
Gunakan BMI |
Risiko overweight |
0 (50 |
Normal |
Gunakan BMI |
Normal |
< -1 (15) |
Normal |
Normal |
Normal |
< -2 (3) |
Pendek |
Underwight |
Kurus |
< -3 (1) |
Sangat pendek |
Aangat underweight |
Sangat kurus |
BMI: Body Mass INdeks (INdeks Massa Tubuh)
Cara baca persentilnya mudah, kok. Anak yang berada di persentil 50 bermakna, sebanyak 50 anak sesusianya mempunyai berat badan lebih tinggi dan 50 anak sisanya mempunyai berat badan lebih ringan. Ini berarti anak yang berada di persentil 50 memiliki berat badan rata-rata untuk anak seusianya. Lalu apakah anak yang berada pada persentil 15 berarti memiliki berat badan di bawah rata-rata? Karena lebih banyak anak (85) yang lebih berat daripada yang yang lebih ringan (15).
Bisa ya bisa juga tidak. Karena kita harus melihat tren/pola pertumbuhan anak dari waktu ke waktu. Penilaian anak lebih kurus/lebih gemuk/lebih pendek/lebih tinggi tidak bisa diputuskan hanya dengan melihat satu kali pengukuran. Tren/pola lebih penting untuk dimaknai, apakah dari bulan ke bulan cenderung meningkat persentilnya, stabil, atau bahkan menurun,
Hal yang patut diwaspadai adalah tren garis datar (dalam 3 bulan, beratnya tetap) atau malah menurun yang bisa mengindikasikan gagal tumbuh. Masalah di bawah persentil 15 atau hampir ke persentil 85 misalnya, perlu diperhatikan ras, aktivitas anak, serta fisik orang tuanya.
Logikanya, kalau ibu-bapaknya tinggi langsing, ya masa’ anaknya mau gendut bulat? Oh, ya, kalau bisa pengukuran setiap bulan dilakukan di tanggal yang sama, jadi bisa lebih akurat. Namun, jika melihat tren penurunan garis, segera cari penyebabnya, ya, Bu! Konsultasikan dengan dokter anak, jangan lupa untuk mengingat dan mencatat apa saja yang bisa menjadi penyebab slow growth atau malah gagal tumbuh.