Mungkin bagi sebagian orang, belanja ke pasar tradisional sudah menjadi kegiatan yang langka dilakukan. Di tengah kesibukan dan padatnya aktivitas, makanan kaleng justru menjadi pilihan alternatif dan strategis.
Membeli bahan pangan segar dan alami tak hanya di pasar basah/tradisional. Ada abang sayur yang tiap pagi lewat rumah, misalnya. atau, di supermarket juga kita bisa mendapat bahan pangan yang masih segar, seperti sayuran yang hijau dan segar karena disimpan dalam ruang pendingin. Yang pasti, pola makan sehat, salah satunya dengan memilih bahan pangan yang segar dan alami, sebetulnya jauh lebih baik dan merupakan investasi bagi kesehatan di masa depan. Itulah sebabnya mengapa makanan kaleng sebaiknya tidak dijadikan menu rutin atau harian. Alasan berikut mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan Ibu saat akan memutuskan membeli bahan pangan yang dikemas kaleng.
Perbandingan kualitas gizi
Kita sepakat bahwa bahan pangan/makanan yang segar dan alami indentik dengan kandungan gizinya yang optimal. Dengan mengonsumsi makanan yang masih segar, tubuh dapat menyerap seluruh zat gizi yang dibutuhkan secara optimal. Apalagi bila bahan pangan tersebut diolah atau diproses dengan cara memasak yang benar sehingga kandungan gizinya tak banyak yang hilang. Tentunya, tak sebatas memilih bahan pangan yang segar, baik itu ikan, sayur, buah dan sebagainya. Alangkah baiknya, bumbu dapur yang digunakan pun alami. Misalnya mengurangi penggunaan bumbu instan dan MSG (Monosodium Glutamat) dan ganti dengan bumbu segar. Sebut saja, bawang merah, bawang putih, bawang bombai, daun bawang, jahe, lada, serta minyak wijen. Konsumsi buah segar dalam jumlah cukup, seperti apel, melon, pepaya, pisang, pir, dan jeruk. Nah, gula alami yang terkandung dalam buah, biasa disebut fruktosa, bisa langsung diserap sistem pencernaan tubuh untuk kemudian diubah menjadi energi. Efeknya, rasa lemas akan hilang. Berbeda tentunya dengan buah manisan dalam produk kaleng yang notabene gula yang terkandung di dalamnya adalah gula yang ditambahkan. Tidak hanya menghasilkan energi, buah-buahan juga memberi manfaat ekstra. Pisang misalnya, dapat menjaga keseimbangan air dalam tubuh dan membantu menghindarkan tubuh dari penyakit asam lambung. Pisang juga mengandung vitamin A, B1, B2, dan C yang bermanfaat untuk membantu fungsi organ. Contoh lain ialah stroberi. Buah yang sering menjadi hiasan pada kue-kue ini mengandung antioksidan tinggi. Dengan mengonsumsi buah stroberi, tubuh akan memiliki daya tahan untuk menangkal radikal bebas. Pepaya dan mangga juga mengandung vitamin C dan A yang dapat memperlancar pencernaan dan membantu memecah serat makanan.