Bahan makanan mengandung serat sebaiknya kita kenalkan pada buah hati sejak dini. Terutama sejak anak mengonsumsi makanan pendamping ASI yaitu pada usia di atas 6 bulan. Pada usia 6-9 bulan serat diberikan dalam bentuk halus atau blenderize. Pada usia 9 – 12 bulan diberikan dalam bentuk saring kasar. Lalu, pada usia di atas 1 tahun diberikan dalam bentuk utuh.
Contoh menu/makanan yang kaya akan serat yaitu dibuat smoothis buah yang manis, puding buah, jus sayur dan buah. Sebenarnya pada setiap kali waktu makan diharapkan orangtua selalu menyertakan sayur dan buah dalam menu si kecil.
Nah, bila anak kurang mengonsumsi makanan berserat, kelak ia berisiko mengalami bermasalah masalah kesehatan. Misalnya, konstipasi (susah buang air besar), hemoroid (wasir), obesitas (kegemukan), kanker rectum (usus), serta penyakit degeratif seperti penyakit jantung, stroke, diabetes melitus, dan hipertensi yang terjadi lantaran penumpukan lemak “tidak dibersikan” oleh serat atau fiber.
SERAT ITU SAHABAT
Mari kita mulai menanamkan bahwa sayuran dan buah adalah sahabat bagi anak dan juga orangtua. Nah, ada beberapa tahap dalam menjadikan sayur sebagai sahabat, yaitu:
Tahap pertama: Perkenalan
Kenalkan anak dengan sayur dan buah sedini mungkin. Jika mau menyajikan makanan harus selalu ada sayur dan buah, dan ketika makan di restoran pilih menu yang ada komposisi sayurnya. Jika anak sudah kenal dengan sayur dan buah, ia akan menjadi akrab dan akan berlanjut pada tahap kedua.
Tahap kedua: Persahatan dengan sayuran dan buah.
Pilihkan sayur dan buah yang disukai dan enak rasanya, sesuai dengan selera. Alangkah baiknya jika suka dengan semua sayur dan buah.
Tahap ketiga: Habit/kebiasaan
Jika sudah sering menemukan sayuran dan buah pada menu yang akan dimakan, akan menjadi kebiasaan ia untuk makan sayur dan buah setiap harinya. Ia akan merasa kurang rasanya jika makan tanpa sayur dan buah. Perlu dicatat, pengolahan sayur jangan sampai layu atau terlalu matang. Kenapa? Karena akan merusak vitamin mineral yang ada didalamnya. Jika mau mencuci sayuran dan buah alangkah baiknya jika dicuci dengan menggunakan air mengalir dan tidak ditambahkan bahan kimiawi pencuci sayur atau buah. (Hilman/Narasumber : Romanti Surya, AMG., Dietitian dari Brawijaya Women and Children Hospital).