“Bayi saya 3 bulan, kelihatannya masih merasa lapar setelah diberi ASI, jadi saya memberinya bubur,” kata Bunda Syifa “Menurut saya, Baby Malik (3 bulan) sudah cukup usia untuk makan,”ujar Bunda Malik.
“Saya ingin bayi saya (3 bulan) tidur nyenyak di malam hari dan tidak rewel, karenanya saya beri dia bubur avokad supaya kenyang,” sambung Bunda Tio.
“Kata mertua saya, bayi 2 bulan juga sudah bisa ko, diberi pisang,” celoteh Bunda Keke “Dulu nenek memberi makan ibu saya saat usia 2 bulan, dan ibu saya sehat-sehat saja,” kata Bunda Ika “Ibu juga memberi makan saya saat usia 1 bulan, dan saya tidak apa,” tukas Bunda Sila.
Wah…banyak sekali alasan yang dikemukakan para ibu guna membenarkan sesuatu yang belum tentu benar ya. Mungkin benar, Anda dan ibu Anda baikbaik saja hingga kini ketika diberi MPASI saat usia dua bahkan satu bulan, tetapi mungkin status gizi Anda dan Ibu Anda saat itu jauh dari status gizi optimal. Defisiensi vitamin dan mineral mungkin terjadi pada Anda dan ibu Anda kala itu.
Memberi makan bayi memang sangat disarankan, asal waktu pemberiannya tepat. Banyak ahli gizi dan dokter anak menyarankan agar pemberian makanan padat atau makanan pendamping ASI (MPASI) dilakukan saat bayi memasuki usia 6 bulan. Karena ternyata, banyak hal yang bisa terjadi jika pemberian makanan padat pada bayi terlalu cepat. Dampaknya bisa terlihat dalam waktu dekat maupun dalam jangka waktu panjang. Apa saja efek jika ibu memberi MPASI terlalu dini pada bayi? Berikut penjelasannya:
Dampak jangka pendek
Tidak mendapat ASI esklusif
karena kemampuan hisap menurun Karena kekenyangan MPASI, bayi tidak mendapatkan gizi dari ASI. Kemampuan hisap bayi juga menjadi berkurang, karena bayi dipaksa untuk bisa mengunyah makanan. Padahal gizi MPASI tidak seluruhnya dapat diterima bayi, hanya ASI yang mampu memenuhi kebutuhan bayi hingga 6 bulan. Konsumsi MPASI hingga mengenyangkan membuat bayi enggan minum ASI, akibatnya kebutuhan gizi seimbang bayi justru tidak terpenuhi.
Bisa diare dan kontipasi
Karena saluran pencernaan bayi belum sempurna, dia belum bisa mengolah secara maksimal bahan makanan yang masuk dalam saluran pencernaanya. Bayi hanya mampu mencerna ASI. jadi jika ada makanan yang masuk, saluran cerna bekerja ekstra untuk mencerna makanan, karena itu timbulah gangguan seperti diare atau malah konstipasi dan timbul gas.
Mudah terserang penyakit
Imunitas bayi usia dibawah 6 bulan masih sangat rentan. ASI menyediakan zat yang dapat membantu memperkuat sistem imunitas bayi.
Jika asupan ASI tergeser oleh pemberian MPASI maka bayi rentan terkena penyakit. Belum lagi jika pengolahan MPASI dilakukan sembarangan dan tidak higienis. Bayi mudah terserang diare dan penyakit batuk pilek.
Dampak jangka panjang
Risiko obesitas
Ketika bayi diperkenalkan MPASI secara dini, bayi akan memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan tubuhnya. Lama kelamaan pola makan bayi menjadi banyak dan hal ini dapat memunculkan risiko obesitas. Banyak ahli gizi berpendapat, pemberian MPASI terlalu dini dapat menyebabkan obesitas karena anak belum mampu mengontrol kemauannya dalam makan. Bayi Anda harus diajarkan untuk bisa mengetahui kapan ia lapar dan kapan ia kenyang. Bayi yang terlalu dini diberi MPASI belum mampu mengatur jumlah makanan yang hendak ia makan, ia belum bisa membedakan saat lapar dan sudah kenyang. Jika usia pemberian MPASI tepat, bayi sudah bisa mengontrol apa yang ia mau, apa yang ia suka dan tidak suka. Jika lapar, dia akan terus makan, tetapi saat kenyang dia pasti akan menolak makanan yang Anda suguhkan seperti melempar sendok, menoleh jika disuapi, menutup rapat mulutnya, dan lainnya.
Terkena risiko alergi
Saluran pencernaan dalam tubuh merupakan filter, menyaring keluar substansi yang membahayakan tubuh, dan memberikan akses masuk pada zat gizi. Dalam bulan pertama kehidupannya, sistem penyaring ini immature atau belum matang/sempurna. Antara 4 dan 7 bulan, saluran cerna bayi mengalami pelapisan, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya, saluran cerna menjadi ‘matang’ dan sempurna. Akhirnya, saluran cerna bayi pun berfungsi semestinya, yakni menyaring dan menyeleksi zat yang datang. Untuk mencegah zat alergen masuk ke dalam aliran darah, saluran cerna (usus) yang matang menyekresikan IgA, yakni protein immunoglobulin yang bertindak sebagai ‘cat’ pelindung, melapisi usus dan mencegah masuknya alergen. Pada usia bayi 4 hingga 7 bulan, saluran cerna bayi sudah lebih matang dan sempurna. Saluran cerna bayi juga sudah mampu menyaring secara optimal hingga mengatasi alergen. Karena itu sangat disarankan untuk menunda pemberian MPASI jika anak memiliki riwayat alergi di keluarganya. Fby