Saat usianya memasuki 6 bulan, dan si kecil siap di beri makanan padat, boleh kok Bu diperkenalkan dengan telur. Namun...
Sebelum MP-ASI, bayi mendapatkan gizi yang dibutuhkan dari ASI yang kaya zat besi. Jumlah zat besi dalam tubuh bayi mulai berkurang saat usianya memasuki 4-6 bulan. Kebutuhan zat besi bayi dalam jumlah cukup banyak ini tidak bisa dipenuhi hanya dari ASI, karena itulah makanan padat pendamping ASI (MP-ASI) harus diberikan.
Bayi yang tidak mendapat ASI diketahui kekurangan asam lemak esensial DHA. DHA diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Untuk mengatasi masalah kebutuhan DHA pada bayi, baru-baru ini FDA (Badan POM-nya Amerika) menyetujui penambahan DHA pada susu formula untuk bayi di Amerika. Karena pentingnya DHA bagi pertumbuhan otak bayi pada khususnya, sangat disarankan jika ibu memberikan ASI hingga usia bayi 6 bulan, karena DHA dalam jumlah cukup terdapat secara alami dalam ASI.
Baca Juga: Makanan yang DIkalengkan sebagai Bahan MP-ASI
Salah satu sumber zat besi dan DHA adalah kuning telur. Tekstur kuning telur juga sangat pas untuk bayi. Ya, kuning telur memang sangat disarankan untuk diperkenalkan terlebih dahulu daripada putih telur. Namun, ada beberapa pertimbangan yang harus ibu perhatikan saat akan memberikan telur pada bayi, salah satunya adalah jika bayi memiliki risiko alergi. Sebaiknya, ibu melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan, sebelum akan memberikannya.
Namun menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology (2010) yang membatalkan pernyataan bahwa bayi usia 6 bulan tidak boleh diberikan telur utuh matang. Penelitian dengan 2.600 bayi usia 4-6 bulan yang diberi makan telur utuh faktanya tidak meningkatkan alergi telur, penelitian tesebut malah menyatakan pemberian telur utuh mengurungi risiko alergi.
Telur ber-omega
Para ahli masih mengungkap manfaat kesehatan dari konsumsi kuning telur yang difortifikasi dengan ekstra asam lemak (untuk memperkaya kandungan omega-3 pada kuning telurnya).
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutririon pada Juni 2002, peneliti membandingkan efek memberikan kuning telur dari telur biasa, dan kuning telur dari telur yang diperkaya dengan omega. Kuning telur ini diberikan bersamaan dengan menu MP-ASI. Selama penelitian, para orang tua disarankan untuk memberikan telur tidak lebih dari 4 buah selama seminggu.
Sampel darah diambil dari bayi usia 6 dan 12 bulan untuk diukur kandungan/jumlah DHA dan zat besi-nya dan tingkat kolesterol darah. Di akhir penelitian diketahui, baik bayi ASI maupun tidak yang mengonsumsi kuning telur, diketahui ada peningkatan jumlah zat besi dalam darah bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mengonsumsi kuning telur. Namun, bayi yang mengonsumsi telur yang diperkaya omega, terlihat memiliki jumlah DHA lebih banyak 30-40% dibanding bayi yang mengonsumsi kuning telur biasa.
Baca Juga: Kelebihan Telur Omega-3
Meskipun kuning telur diketahui mnegandung sekitar 200 mg kolesterol dan 6 mg lemak, peneliti mengatakan bahwa pemberiaan kuning telur pada bayi tidak memberikan efek signifikan pada jumlah kolesterol dalam darah. Peneliti dari Universitas Flinders, Australia Selatan menemukan bahwa bayi yang mengonumsi kuning telur, kandungan DHA dalam darahnya tidak berbeda jauh dengan bayi ASI. Yang perlu ibu pastikan adalah telur harus benar-benar dalam kondisi matang saat disajikan. FFK-12