Supaya menunjang kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin, bumil disarankan untuk mengonsumsi pangan bervariasi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. Kedelai dan produk olahannya telah dikenal sebagai produk menyehatkan karena mengandung tinggi protein dan sembilan asam amino esensial. Namun kabarnya, konsumsi sari kedelai ini dapat memengaruhi janin
yang sedang dikandung bumil. Benarkah?
Pro kontra mengenai konsumsi susu kedelai oleh ibu hamil (bumil) masih saja terjadi. Keraguan mengenai khasiat dan manfaat konsumsi sari kedelai pun muncul. Banyak bumil yang bertanya- tanya bahkan membatasi konsumsi pangan yang sebenarnya dikatakan menyehatkan untuk dikonsumsi saat hamil. Bumil khawatir, konsumsi sari kedelai mungkin dapat ‘membahayakan’ perkembangan janin.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi sari kedelai dapat membahayakan perkembangan bayi, karena tingginya jumlah zat kimia mirip estrogen yang terdapat pada kedelai, yakni fitoestrogen.
Tak hanya itu, konsumsi sari kedelai juga diduga berdampak pada perkembangan organ vital janin perempuan di masa yang akan datang. Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitan yang diterbitkan dalam Journal Biology of Reproduction (dikutip dari situs Medical News Today) yang menyebutkan, paparan zat kimia mirip estrogen dalam jumlah besar saat janin perempuan masih di rahim hingga masa kanak-kanak, berpotensi menimbulkan dampak nega tif pada kesuburan wanita tersebut saat dewasa. Fitoestrogen mengandung senyawa isoflavon yang memiliki khasiat seperti hormon estrogen.
Dua jenis isoflavon utama dalam kedelai adalah genistein dan daidzein dan masing-masing dengan glikosidanya. Pada penelitian 1999 dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menyebutkan, konsumsi dalam jumlah sangat banyak produk kedelai saat hamil dapat merdampak pada perkembangan janin dan terjadinya risiko kanker. Namun penelitian ini diragukan karena hanya melibatkan sampel 7 orang wanita hamil.
Selain itu penelitian lain yang tertulis pada situs University of Maryland Medical Center disebutkan, pemberian susu formula mengandung kedelai pada bayi perempuan dapat mempengaruhi sistem reproduksinya ketika dia dewasa. Hal ini berdasar penelitian awal yang dilakukan, yang menunjukkan anak perempuan yang diberi susu formula dengan kedelai sedari bayi meningkatkan risiko terjadi menstruasi lebih awal dibandingkan anak perempuan yang tidak mengonsumsi susu formula dengan kedelai. Hal ini disebabkan karena fitoestrogen yang tedapat pada kedelai dapat memengaruhi hormon tertentu pada tubuh. Namun hal tersebut dibantah oleh penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition pada 2002. Penelitian terus melibatkan bayi yang mengonsumsi susu kedelai dengan jumlah yang cukup banyak, bahkan melebihi berat badan per kilogramnya tidak berdampak terhadap kesehatan bayi.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada efek samping saat mengonsumsi kedelai. Dikutip dari situs Mayo Clinic, bahwa beberapa penelitian mencoba mengungkap risiko dan manfaat dari fitoestrogen. Dalam penelitian tersebut diungkap bahwa, konsumsi fitoestrogen dikaitkan dengan rendahnya risiko terjadinya osteoporosis, penyakit jantung, dan gejala menopause. Dari Mayo Clinic juga disebutkan, dosis tinggi isoflavon yang diberikan kepada hewan percobaan yang sedang bunting menyebabkan tumor dan cacat fisik pada keturunannya. Namun hal ini belum ditemukan terjadi pada manusia. Hasil penelitian yang dilansir dari situs University of Maryland Medical Center menekankan, bahwa konsumsi kedelai dan produk olahannya pada bumil dan busui adalah aman dan dianjurkan. Namun sangat dianjurkan bertanya pada dokter jika bumil dan busui akan mengonsumsi kedelai dalam bentuk suplemen. FFK-12
Tak hanya itu, konsumsi sari kedelai juga diduga berdampak pada perkembangan organ vital janin perempuan di masa yang akan datang. Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitan yang diterbitkan dalam Journal Biology of Reproduction (dikutip dari situs Medical News Today) yang menyebutkan, paparan zat kimia mirip estrogen dalam jumlah besar saat janin perempuan masih di rahim hingga masa kanak-kanak, berpotensi menimbulkan dampak nega tif pada kesuburan wanita tersebut saat dewasa. Fitoestrogen mengandung senyawa isoflavon yang memiliki khasiat seperti hormon estrogen.
Dua jenis isoflavon utama dalam kedelai adalah genistein dan daidzein dan masing-masing dengan glikosidanya. Pada penelitian 1999 dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menyebutkan, konsumsi dalam jumlah sangat banyak produk kedelai saat hamil dapat merdampak pada perkembangan janin dan terjadinya risiko kanker. Namun penelitian ini diragukan karena hanya melibatkan sampel 7 orang wanita hamil.
Selain itu penelitian lain yang tertulis pada situs University of Maryland Medical Center disebutkan, pemberian susu formula mengandung kedelai pada bayi perempuan dapat mempengaruhi sistem reproduksinya ketika dia dewasa. Hal ini berdasar penelitian awal yang dilakukan, yang menunjukkan anak perempuan yang diberi susu formula dengan kedelai sedari bayi meningkatkan risiko terjadi menstruasi lebih awal dibandingkan anak perempuan yang tidak mengonsumsi susu formula dengan kedelai. Hal ini disebabkan karena fitoestrogen yang tedapat pada kedelai dapat memengaruhi hormon tertentu pada tubuh. Namun hal tersebut dibantah oleh penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition pada 2002. Penelitian terus melibatkan bayi yang mengonsumsi susu kedelai dengan jumlah yang cukup banyak, bahkan melebihi berat badan per kilogramnya tidak berdampak terhadap kesehatan bayi.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada efek samping saat mengonsumsi kedelai. Dikutip dari situs Mayo Clinic, bahwa beberapa penelitian mencoba mengungkap risiko dan manfaat dari fitoestrogen. Dalam penelitian tersebut diungkap bahwa, konsumsi fitoestrogen dikaitkan dengan rendahnya risiko terjadinya osteoporosis, penyakit jantung, dan gejala menopause. Dari Mayo Clinic juga disebutkan, dosis tinggi isoflavon yang diberikan kepada hewan percobaan yang sedang bunting menyebabkan tumor dan cacat fisik pada keturunannya. Namun hal ini belum ditemukan terjadi pada manusia. Hasil penelitian yang dilansir dari situs University of Maryland Medical Center menekankan, bahwa konsumsi kedelai dan produk olahannya pada bumil dan busui adalah aman dan dianjurkan. Namun sangat dianjurkan bertanya pada dokter jika bumil dan busui akan mengonsumsi kedelai dalam bentuk suplemen. FFK-12
Sumber:
- Soy. University of Maryland medical Center. www.umm.edu/health. [Dikunjungi pada 15 Maret 2016]
- Can I eat soya products during pregnancy? www.nhs.uk [Dikunjungi pada 15 Maret 2016]
- Julia R. Barrett. The Science of Soy: What Do We Really Know?. /www.ncbi.nlm. nih.gov/pmc/articles/PMC1480510/ [Dikunjungi pada 15 Maret 2016]