Rasa manis selalu menjadi daya tarik, dan menyukai rasa manis sangatlah lumrah, termasuk anak-anak. Rasa manis lebih sering diasumsikan pada pangan yang enak, bergizi dan aman, sedangkan rasa pahit cenderung diasosiasikan sebagai potensi bahaya atau racun.
Sumber rasa manis paling mudah didapat dari gula. Gula adalah jenis karbohidrat sederhana, mudah larut dalam air, dan langsung diserap tubuh. Gula tersedia dalam berbagai bentuk. Jenis gula ada dua yakni monosakarida dan disakarida. Monosakarida terbentuk dari satu jenis molekul gula, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa, sedangkan disakarida terbentuk dari dua jenis molekul gula, jenisnya adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa), laktosa (gabungan glukosa dan galaktosa), dan maltosa (gabungan dari dua glukosa). Meskipun sel tubuh kita membutuhkan gula (dalam bentuk glukosa) untuk bertahan hidup, namun kelebihan konsumsi gula dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit. Gula tambahan tidak mengandung gizi yang dibutuhkan tubuh dan kelebihan gula dapat mendatangkan risiko penyakit seperti kerusakan gigi, diabetes dan obesitas.
Gula atau sukrosa nama lainnya, terbentuk dari dua jenis molekul gula yakni glukosa dan fruktosa. Gula umumnya dihasilkan dari tebu. Namun ada juga bahan lain pembuatan gula, seperti air bunga kelapa, aren, palem, kelapa atau lontar.
Glukosa dalam tubuh
Glukosa merupakan sumber energi untuk seluruh fungsi tubuh. khususnya untuk otak. Energi yang bisa digunakan oleh otak hanya berasal dari glukosa. Glukosa juga merupakan sumber energi untuk otot, namun dapat di back up oleh sumber lain jika kehabisan. Protein contohnya, saat membangun jaringan tubuh memerlukan glukosa. Lemak merupakan depot penyimpanan, sebagai cadangan jika glukosa habis. Ketika kondisi di luar tidak baik, dan glukosa susah didapat, tubuh memiliki sistem sendiri, yakni dengan memroduksi glukosa dalam hati/liver jika dibutuhkan dan secara alami menggunakannya. Tubuh juga bisa mengeluarkan hormon stres yang dapat memicu liver untuk memroduksi meskipun sedang stres. Jumlah glukosa yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat membahayakan tubuh. Jadi, untuk tetap menjaga kadar glukosa dalam jumlah normal, hormon yang bernama insulin diproduksi dalam sel, yakni beta sel di pankreas. Karbohidrat yang berasal dari makanan (ubi-ubian, biji-bijian, atau buah-buahan) setelah sampai di usus akan dicerna dan terurai menjadi glukosa dan produk turunan lainnya. Glukosa yang ada di usus oleh jonjot mukosa usus diserap dan dibawa darah ke seluruh tubuh. Saat tubuh memerlukan energi untuk gerak, berpikir, dan lainnya, maka sumber energi pertama yang digunakan adalah glukosa darah. Hormon insulin bertugas memberikan respon agar glukosa masuk ke dalam sel dan dibakar untuk kemudian menghasilkan kalori (untuk energi), air, dan karbondioksida .
Jika glukosa tubuh masih tersisa, maka kelebihan glukosa disimpan sebagai glikogen di otot. Saat tubuh memerlukan energi namun kadar glukosa dalam darah tidak mencukupi, maka glukagon akan merubah glikogen menjadi glukosa. Karbohidrat atau gula bukan satu-satunya bahan baku untuk produksi glukosa, tetapi jika kadar gula dalam darah rendah, glukosa juga bisa diproduksi dari lemak, dan protein tubuh melalui proses glukogenesis.
Asupan gula dalam jumlah tepat dan cukup sangat berguna dalam proses produksi energi. Namun, konsumsi gula berlebih malah akan membahayakan tubuh. Mengonsumsi pangan tinggi gula dapat membuat perut terasa cepat kenyang namun hanya sementara (rasa kenyang hanya sebentar). Tubuh tidak mendapatkan gizi lain seperti protein, vitamin dan mineral. Kerusakan gigi juga bisa saja terjadi karena asam yang ditimbulkan dari bakteri yang tumbuh di gigi karena kehadiran gula. Asam tersebut dapat mengikis enamel gigi. Oleh karena itu, gosok gigi dengan pasta gigi berflouride sehabis makan makanan bergula sangat disarankan, atau paling tidak berkumur-kumurlah untuk membersihkan gula yang tersisa pada gigi dan mulut.
Sumber:
Bina Nusantara. www.library.binus.ac.id [Dikunjungi pada 30 Oktober 2015]
Lindsay Hutton. Are We Too Sweet? Our Kids’ Addiction to Sugar. www.life.familyeducation.com. [Dikunjungi pada 30 Oktober 2015]