Awalnya, proses pengolahan sosis bertujuan untuk mengawetkan daging yang dilakukan oleh masyarakat di negara empat musim, supaya mereka tidak kekurangan daging selama musim dingin. Kepopuleran sosis makin meningkat di Indonesia, setelah jajanan sosis bakar mem-booming. Booth-booth penjaja sosis bakar pun menjamur. Tua, muda, bahkan balita pun tak ketinggalan menyantap hidangan ini. Jenis sosis yang di tawarkan oleh masing-masing booth sosis bakar berbeda, mulai dari harga 5 ribu rupiah untuk satu buah sosis.
Gizi Sosis
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) sosis yang baik seharusnya mengandung protein minimal 13%, lemak 25% dan karbohidrat maksimal 8%. Proses penggaraman yang yang dilakukan saat pengolahan menyebabkan peningkatan jumlah garam pada sosis.
Karena mengandung kadar lemak, kolesterol, dan garam yang cukup tinggi, sebaiknya sosis tidak dijadikan menu harian si kecil ya Bu! Hal ini dapat memicu timbulnya penyakit tidak menular seperti obesitas, dan yang mengikutinya di kemudian hari.
Jika sosis dibakar
Kandungan sosis adalah daging, ketika daging dibakar, direbus, atau dipanggang dengan suhu pemanasan yang tinggi dapat memecah asam amino kreatin (asam amino yang terdapat pada otot) menjadi zat kimia bernama heterocyclic amines (HCAs) yang bersifat karsinogenik. Heterocyclic amines adalah senyawa kimia yang muncul dari daging yang diproses atau dimasak pada suhu tinggi. Daging yang dimasak sampai berubah warna menjadi kehitaman banyak mengandung HCAs. Oleh sebab itu untuk mengurangi risiko kanker, disarankan untuk memperhatikan suhu dan lama memasak. Dari situs foodsafetynews.com diberitakan jumlah HCAs paling tinggi ditemukan pada daging yang dibakar, hal ini berdasarkan penelitian pada 2003 yang dipublikasikan dalam International Journal of Food Science and Technology. Namun, membakar daging dengan suhu lebih rendah lebih dianjurkan, meski butuh waktu sedikit lebih lama dibandingkan kalau apinya panas. Dengan mengurangi panas, pembentukan HCA akan berkurang sangat signifikan.
Saat jajan sosis bakar
Sebaiknya minimalkan waktu pembakaran, karena pada dasarnya sosis adalah pangan olahan yang kondisinya sudah matang saat dijual. Jadi, salah jika mengganggap sosis harus dibakar lama agar supaya matang. Cukup panggang/bakar sosis sebentar saja atau asal hangat merata. Cegah juga supaya 'si abang' penjual sosis tidak terlalu sering membolak-balik sosis saat dibakar, guna meminimalkan kontak karbon (hasil pembakaran) dengan permukaan sosis.