Perasaan senang, bahagia dan bingung seketika menghinggapi rekan saya, Lenny setelah ia tahu bahwa janin yang dikandungnya
adalah kembar. Perasaan senang dan bahagia tak terkira karena Yang Maha Kuasa akan menitipkan dua bayi sekaligus padanya, dan
rasa bingung muncul ketika ia memikirkan bagaimana si kembar bisa mendapatkan ASI eksklusif.
Konselor menyusui dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia atau AIMI, Irawati Budiningsih menyarankan agar ibu tak perlu resah memikirkan cara menyusui bayi kembar. Ada rumus baku yang perlu ibu tahu supaya sukses memberikan ASI eksklusif pada bayi kembar, yakni supply = demand.
Menurut Irawati, setiap bayi termasuk bayi kembar memiliki kebutuhan ASI yg berbeda, karena setiap bayi unik. Tapi ibu tidak perlu khawatir, karena supply (pasokan) ASI akan mengikuti demand (permintaan/kebutuhan) bayi. Begitu pula bila Ibu mendapat tantangan untuk menyusui 2, 3, 4 bayi atau lebih. Supply ASI (produksi) untuk 2 bayi (bahkan 4 bayi atau lebih) dapat terpenuhi ‘hanya’ dari seorang ibu, bila Ibu membiasakan seluruh bayinya menyusu sejak awal (permintaan). Karena itu, sebaiknya bayi selalu bersama ibu di awal kelahiran untuk dapat menyusu langsung (sebagai rangsangan alami untuk meningkatkan level hormon prolaktin Ibu), sehingga alveoli sebagai ‘pabrik ASI’ mengetahui seberapa banyak kebutuhan ASI untuk semua bayi.
Selain itu, ibu juga harus mantapkan cara menggendong bayi (terutama untuk ibu baru, yang jarang atau bahkan belum pernah menggendong bayi). Pelajari cara mengangkat leher bayi dengan aman dan nyaman. Ada beberapa posisi menyusui yang cocok diterapkan khusus untuk bayi kembar. Cobalah belajar bersama konselor menyusui sejak masa kehamilan. Dan jangan ragu meminta bantuan keluarga. Manajemen menyusui si kembar Jika rumus supply dan demand telah ibu kuasai, maka sebenarnya jalan sukses untuk memberikan si kembar ASI eksklusif sudah terbentang lebar. Pemberian ASI yang optimal dipengaruhi oleh proses menyusui secara efisien dan efektif, hal ini bergantung pula pada proses perlekatan (posisi menghisap bayi), posisi menyusui, dan permintaan
menyusu pada bayi. Bila bayi belum lapar namun payudara sudah terasa penuh, maka segera perah untuk mengosongkan payudara. ASI akan diproduksi jika payudara kosong, sebaliknya jika payudara terisi penuh, maka produksi ASI berhenti (hingga payudara kosong lagi). Supaya produksi ASI melimpah, payudara harus sering dikosongkan dengan cara menyusui langsung maupun diperah.
Sebaiknya susui bayi setiap mereka minta. Bila bilirubin bayi tinggi dan cenderung mengantuk (malas menyusu) susui minimal
2-3 jam sekali di minggu-minggu pertama, dan jangan lupa pelajari tanda-tanda bayi lapar.