Dalam World Children Report 2012 UNICEF melaporkan bahwa Indonesia menempati urutan pertama negara dengan tingkat obesitas tertinggi di ASEAN. Persentasenya mencapai 12,2%, jauh diatas negara ASEAN lain seperti Thailand (8%), Malaysia (6%), Vietnam (4,6%) dan Filipina (3,3%). Data dari Riset Kesehatan Dasar (2013) menyebutkan, secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%. Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%).
Angka ini sungguh mengejutkan, karena dilain sisi masih banyak anak Indonesia kekurangan gizi. Namun, tingginya angka obesitas pada anak ini harus segera diatasi, karena obesitas dapat memicu timbulnya beberapa penyakit lain, seperti penyakit kulit, darah tinggi, diabetes, ginjal, dan hipertensi.
Menurut Dr. Sudung O. Pardede, Sp. A (K) dari RSCM FKUI yang hadir dalam acara tersebut, ada banyak faktor yang menyebabkan seorang anak mnejadi obesitas, salah satunya pola makan yang tidak seimbang dan aktivitas fisik yang minim. Prof. Hardinsyah, Guru Besar dari Fakultas Ekologi Manusia IPB menjelaskan yang dimaksud dengan pola makan seimbang adalah pola makan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI yang dituangkan dalam Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) dan Piring Makanku. Disarankan saat makan, setengah bagian piring sebaiknya diisi oleh sayuran dan buah-buahan, dan setengah lagi dibagi dua untuk diisi pangan sumber karbohidrat dan protein. Dalam TGS juga disarankan konsumsi air putih dan melakukan aktivitas fisik, serta membatasi asupan lemak. Obesitas terjadi karena tidak seimbangnya makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan yang dikeluarkan salah satunya memalui aktivitas fisik.
Sebaiknya ibu menerapkan gaya hidup sehat sejak anak mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Hindari konsumsi minuman berperasa tinggi kalori yang kini gencar ditawarkan melalui berbagai iklan di televisi. Minuman berperasa seperti minuman soda, jus buah kemasan, kopi manis, teh manis, teh dalam kemasan/botol mengandung tinggi gula dan tinggi kalori. Tingginya angka penderita obesitas pada anak di Indonesia diduga dipicu oleh meningkatnya konsumsi minuman berkalori. Ita