Pernahkah Anda memergoki si kecil menangis ketika baru saja buang air besar, kemudian dia berkata, "ibu, sakit!"
Anak Ibu juga pasti pernah mengalaminya kan?
Masalah yang sangat umum terjadi pada anak-anak adalah sembelit dan konstipasi. Anak akan dianggap menderita konstipasi ketika buang air besar (BAB) kurang dari tiga kali setiap minggu, tinja kering keras, dan besar. Sebenarnya, konstipasi dapat dihindari, jika pola makan anak benar, yakni mengonsumsi pangan berserat dalam jumlah cukup disertai dengan aktivitas fisik.
Baca Juga : Mitos Fakta tentang Sayur dan Buah (Bagian 2)
Penyebab Sembelit
Sembelit dapat disebabkan beberapa hal, namun faktor paling dominan yang sering menjadi penyebab sembelit adalah pola makan rendah serat dan air, padahal serat dan air dapat membantu pergerakan usus saat proses pencernaan.
Jika porsi makan anak lebih tinggi pangan olahan dan siap saji seperti burger, kentang goreng, permen, kue, makanan ringan, minuman ringan, maka biasanya anak lebih sering menderita sembelit. Menunda-nunda buang air besar juga dapat menyebakan sembelit, karena feses yang terlalu lama di dalam usu besar akan mengeras dan sulit dikeluarkan.
Baca Juga : Manfaat Probiotik untuk Saluran Cerna Anak
Selain itu, stress pada anak juga bisa picu sembelit. Dalam sebuah peneltian disebutkan bahwa, gangguan emosional dapat memengaruhi fungsi usus sehingga dapat menyebabkan sembelit atau diare pada anak. Perpindahan pemberian susu cair dari ASI serta pemberian MPASI juga dapat menyebabkan sembeli pada anak.
Namun pada beberapa anak, sembelit juga dapat terjadi karena kondisi yang disebut sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome atau IBS) yang dapat terjadi ketika anak sedang stres atau makan makanan pemicu IBC seperti makanan berlemak atau pedas. Anak dengan IBS bisa sembelit atau bisa juga diare yang disertai sakit perut dan perut penuh dengan gas.
Baca Juga : Cara Ajak Anak Terapkan Pola Makan Seimbang
Gejala Sembelit
Kebiasaan setiap anak berbeda, termasuk dalam proses BAB. Ada anak yang lancar BAB setiap hari, ada yang dua hari sekali, tiga hari sekali atau bahkan lebih. Seorang anak dikatakan menderita sembelit, jika BAB lebih sedikit dari biasanya. Perut anak terasa kembung dan penuh, atau bahkan berdarah saat BAB.
Supaya tidak sembelit lagi
Perhatikan pola konsumsi anak. Berikan lebih banyak cairan. Minum cukup air supaya tinja lebih mudah melewati saluran cerna. Jumlah cairan yang dibutuhkan anak berbeda, sesuai dengan usia, berat badan dan jenis kelaminnya. Namun rata-rata anak usia sekolah memerlukan 7-8 gelas air sehari.
Baca Juga : Manfaat Hebat kacang Hijau
Jika sembelit diderita oleh bayi, penyebabnya bisa beragam, yakni bisa karena proses transisi pemberian ASI ke susu cair, atau bisa juga pada saat pemberian MPASI yang tidak disertai dengan pemberian minum. Pemberian buah pepaya setiap hari diklaim mampu mengurangi kejadian sembelit pada bayi. Namun, jika sembelit terus berlanjut, maka segera konsultasikan kepada dokter.
Berikan pangan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran atau serealia termasuk roti gandum, sereal. Konsumsi pangan berserat dapat membantu mmemperlancar pencernaan. Serat pangan dapat membantu membersihkan usus dengan cara memaksimalkan gerakan peristaltik usus.
Baca Juga : Gizi dan Manfaat Melon
Pastikan anak cukup beraktivitas fisik, karena bergerak juga dapat mengoptimalkan peristaltik usus. Lakukan aktivitas sederhana seperti mengendarai sepeda, berlarian, dan lainnya. Ibu juga perlu menata jadwal makan. Makan teratur dengan menu bervariasi dapat membantu memperlancar BAB. Dan biasakan anak untuk rutin ke toilet di jam yang sama setiap hari, terutama setelah makan. Hubnugi dokter jika sembelit anak tidak kunjung sembuh.